Posting baru kali ini berupa cerbung ya guys. Tulisan lama sih, udah pernah gue post di blog Free 4 All Area, tapi pengen di-reshare aja di blog ini... :D
Title : Cerita Tentang Kita
Author : Nur Rochman
Genre : Life, Romantis, Family
Title : Cerita Tentang Kita
Author : Nur Rochman
Genre : Life, Romantis, Family
Cerita Tentang Kita | CHAPTER – 1, A Meeting
“Kriiing..Kriiing..Kriiing...”
bunyi alarm yang begitu keras sepertinya mengusik tidur nyenyak Kenzo.
Nampak dia belum mau bangun bahkan membuka matanya. Namun alarm masih
terus berdering dengan keras.
“Dasar alarm sialan. Gak tau orang lagi ngantuk.” Umpat Kenzo sambil mematikan alarm.
“Oke. Gangguan udah gak ada, waktunya tidur lagi.” Kenzo merebahkan diri lagi ke tempat tidurnya.
Perlahan,
Kenzo pun mulai tertidur kembali. Sampai akhirnya muncul seseorang yang
mengguncang-guncangkan tubuhnya dan menyuruhnya bangun.
“Kak Kenzoo... Buruan banguuun!!”
“Aaahh.. Berisik. Lagian ini kan hari minggu.” Kata Kenzo kesal. Dia masih belum membuka matanya.
“Kakakku yang cakep, ayo dong bangun. Nanti cakepnya ilang lho.” Suara itu kembali mengusik dan menggoda Kenzo.
Kali
ini, Kenzo tak menjawab. Dia perlahan bangun dan membuka matanya. Kenzo
hampir melompat melihat siapa yang sedang berada di hadapannya. Seorang
gadis cantik berambut panjang, bermata indah, dengan senyum manisnya.
Kenzo melongo.
“Alea?” tanya Kenzo.
“Ih,
kakak nih amnesia ya? Masa sama adiknya sendiri lupa sih.” Kata Alea
manyun. Kenzo tersenyum, kemudian memeluk adik yang sangat dia sayangi
itu.
“Kakak kangen sama kamu Al.” Kata Kenzo.
“Alea juga kangen sama kakak,” balas Alea, ”seneng deh kakak baik-baik aja.”
“Al, ini kamu beneran? Kok tambah cantik?” kata Kenzo sedikit menggoda Alea.
“Dasar, kakak ni. Adiknya sendiri digombalin.” Kata Alea sambil mencubit hidung mancung kakaknya.
“Auwww.. Sakit.” Teriak Kenzo. Alea pun melepaskan hidung kakaknya. “Kok gak telpon aja sih Al? Kan kakak bisa jemput kamu.”
“Huuu.. Bangun aja belum. Daripada nungguin kakak, mending Alea naik taksi sendiri.”
“Oiya. Kok kamu bisa masuk? Kan pintunya..” belum sempat Kenzo menyelesaikan kata-katanya, Alea pun memotongnya.
“Kakakku
yang cakep tapi teledor, tadi tu pintunya sama sekali gak dikunci.
Untung gak ada maling.” Kata Alea. Kenzo pun tersipu. Dia baru ingat
kalau semalam dia memang lupa mengunci pintu rumah karena sudah keburu
tidur.
“Yaudah, Alea mau masak dulu. Kakak belum makan kan?” tanya Alea.
“Iya nih Al, laper banget. Masak yang enak ya. Kakak mau cuci muka dulu.”
Alea
bergegas ke dapur untuk memasak. Di sana, dengan cermat dia mulai
memasak bahan-bahan dan bumbu yang ada. Tak berapa lama, dua piring nasi
goreng lengkap dengan telur dadar dan taburan bawang goreng sudah siap
di atas meja makan. Kenzo yang mencium aroma sedap masakan Alea bergegas
berlari menuju meja makan.
“Sedapnya...” kata Kenzo.
“Ini dia, nasi goreng plus telur dadar ala chef Alea.. Hihihi.” Kata Alea bercanda. “Yuk kak, dimakan dulu.”
“Siap deh chef Alea.” Kenzo dan Alea pun makan bersama.
“Papa sama Mama di sana sehat kan?” tanya Kenzo.
“Iya
kak, mereka pesen supaya kakak jaga kesehatan, jaga diri, terus sama
kakak supaya ngejagain Alea bener-bener. Jangan digalakin. Trus jangan
dibikin nangis. Harus jadi kakak yang bisa jadi teladan buat adiknya.”
Kata Alea.
“Iya iya adikku yang cantik tapi bawelnya minta ampun.” Kata Kenzo.
“Oiya Al, kamu jadi masuk ke kampus kakak?” tanya Kenzo tiba-tiba.
“Iya kak, kata Papa sama Mama, disuruh masuk ke situ. Supaya ada yang ngejagain katanya.” Jawab Alea.
“Trus, kamu masuk jurusan apa?”
“Aku ambil jurusan Sastra kak. Hehe.”
“Sip deh, jurusan sastra kan gedungnya deket sama jurusan informatika. Jadi kakak bisa jagain kamu terus.”
“Huuu.. Eh, kak. Katanya kakak jadi ketua BEM ya di kampus?” tanya Alea.
“Iya
Al. Oiya, besok Senin kan ada acara penyambutan mahasiswa baru. Tapi
gak disuruh bawa yang aneh-aneh kok. Tenang aja. Terus kalo ada yang
rese sama kamu, bilang ke kakak ya.” Jawab Kenzo.
“Siap boss.”
***
Hari
senin tiba. Di Universitas Taruna, terlihat begitu banyak mahasiswa
baru yang berkumpul di depan hall. Kenzo dan Alea baru saja sampai.
Setelah memarkirkan motornya, Kenzo pun mengajak Alea ke hall.
“Al, nanti acaranya diadain di situ.” Kata Kenzo sambil menunjuk gedung Hall.
“Iya kak.” Kata Alea.
“Yaudah, kamu ke sana dulu gih cari-cari kenalan. Kakak mau ke ruang BEM dulu. Ati-ati ya.” Kata Kenzo kepada Alea.
“Iya
kakakku yang cakep. Kakak juga ya.” Kata Alea sambil berlalu. Kenzo
hanya tersenyum. Dia masih berdiri melihat Alea yang berjalan berbaur
dengan mahasiswa baru lainnya. Setelah Alea tak terlihat, Kenzo pun
memutar arah menuju ke ruang BEM. Sesampainya di ruang BEM, dia bertemu
dengan dua sahabatnya. Evan dan Tara.
“Sob, baru dateng ya?” sapa Tara ke Kenzo.
“Iya nih, maklum hidup gak sama ortu, jadi apa-apa harus sendiri deh.” Jawab Kenzo.
“Makanya buruan cari cewek supaya gak sendirian terus. Hahaha.” Timpal Tara. Evan dan Tara pun tertawa terbahak-bahak.
“Sialan loe berdua.” Kata Kenzo sambil tersipu. “Oiya, Wayan belum dateng?” tanya Kenzo.
“Dia tadi telpon, saudaranya ada yang masuk rumah sakit. Jadi nanti dateng rada siang.” Jawab Tara.
Di
tempat lain, Alea duduk sendirian di depan hall sambil melihat begitu
banyak mahasiswa baru yang menunggu waktu dimulainya penyambutan
mahasiswa baru. Tiba-tiba ada yang menghampirinya.
“Hai.” Sapa orang itu.
“Eh, iya.” Jawab Alea.
“Mahasiswa baru juga ya? Kenalin aku Emily Navita.” Kata Emily memperkenalkan diri.
“Iya, aku Alea. Salam kenal ya.” Kata Alea.
“Oiya Alea, ini Gea. Dia orangnya pemalu.” Kata Emily memperkenalkan Gea.
“Hai
Gea.” Sapa Alea ramah. Gea hanya tersenyum malu. Tiba-tiba dari
kejauhan ada yang berlari berhambur ke tempat Alea, Emily, dan Gea
berada.
“Mily.. Sorry gue telat. Eh, ada temen baru. Kenalin gue Liana.” Kata Liana memperkenalkan diri.
“Iya Liana. Eh, kalian masuk jurusan apa?” tanya Alea.
“Kita bertiga kompakan masuk jurusan sastra Alea. Kalo kamu?” tanya Emily.
“Wah, kebetulan. Aku juga masuk sastra. Kalo gitu, gimana kalo kita sahabatan? Supaya bisa saling bantu.” Usul Alea.
“Setuju!!” teriak Liana. Mereka pun setuju untuk menjadi sahabat.
Saat
asyik mengobrol, tiba-tiba ada suara yang mengejutkan mereka. Ternyata
acara penyambutan mahasiswa baru akan segera dimulai. Alea, Emily, Gea,
Liana, dan mahasiswa baru yang lain bergegas memasuki Hall. Setelah
semuanya duduk dan menempatkan diri, acara pun dimulai. Acara
berlangsung dengan lancar. Dan tiba pada sambutan dari perwakilan BEM.
Ternyata yang maju adalah Kenzo, Evan, dan Tara.
“Selamat pagi semuanya.” Kata Kenzo mengawali sambutannya.
“Perkenalkan
kami bertiga perwakilan dari BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa, selaku
panitia penyelenggara acara ini. Saya Kenzo Aria Wiranata, kalian bisa
panggil saya Kenzo. Saya ketua BEM sekaligus ketua panitia. Di sebelah
kanan saya, Stevanus Ekananda. Ketua komunitas robot. Dan di sebelah
kiri saya, Tara Adiputra. Ketua tim basket. Kami mengucapkan selamat
datang kepada teman-teman mahasiswa baru.” Kata Kenzo mengawali
sambutannya.
“Eh, liat deh. Kak Kenzo keren banget ya. Cakep.” Kata Emily kepada Alea, Gea, dan Liana.
“Mily
kalo cowok bening tau aja deh. Emang bener, kak Kenzo emang cool abis.”
Kata Liana. Alea hanya tersenyum mendengar sahabat-sahabatnya mengagumi
kakaknya.
Waktu
istirahat tiba. Kini mereka diperkenankan untuk istirahat sebelum
melanjutkan acara. Alea dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk pergi ke
kantin. Saat sedang asyik bercanda, tiba-tiba Alea menabrak seseorang
hingga Alea terjatuh.
“Kamu gakpapa Alea?” tanya Liana membantu Alea berdiri.
“Eh, kalo jalan pake mata dong. Nabrak orang seenaknya.” Kata cewek itu, yang ternyata salah satu panitia.
“Maaf kak, tadi gak sengaja.” Kata Alea meminta maaf.
“Iya kak, maafin kita.” Kata Emily membela Alea.
“Dasar mahasiswa baru udah sok sok’an.” Kata orang itu kemudian mendorong Alea.
“Udah Ve. Jangan keterlaluan.” Kata teman orang itu.
“Gue
tadi liat loe berduaan sama Kenzo di tempat parkir. Berani banget loe.”
Cewek bernama Ve itu mengangkat tangannya akan menampar Alea. Tiba-tiba
ada tangan yang menahannya. Ternyata Evan.
“Eits.
Ve, jangan anarkis gini dong. Loe panitia. Pergi loe!” kata Evan dengan
nada tinggi. Ve pun pergi dengan wajah kesal diikuti teman-temannya.
“Kamu
gakpapa kan?” kata Evan mencoba membantu Alea berdiri. Saat itu,
tatapan mata mereka beradu. Ada gejolak di dalam hati mereka. Alea pun
berdiri dibantu Evan. Ternyata tangan kanan Alea berdarah. Tiba-tiba
saja Alea menangis dan jatuh terduduk. Evan, Emily, Liana, dan Gea
bingung kenapa tiba-tiba Alea menangis.
Dari belakang Evan, muncul Kenzo dan Tara.
“Waduh, Van. Anak orang loe apain nih sampe nangis gitu?” kata Tara.
“Gak gue apa-apain kunyuk. Tadi dia didorong sama Ve sampe jatuh. Trus dia jatuh.” Terang Evan.
Tanpa
berkata apa-apa, Kenzo langsung menolong Alea berdiri kembali dan
memeluknya. Hal itu membuat yang lain terkejut. Evan terdiam. Emily juga
tiba-tiba terkejut melihat Kenzo memeluk Alea.
“Alea sayang, udah jangan nangis ya. Ada kakak di sini.” Kata Kenzo menenangkan Alea.
“Kak... a..ada.. d..da..rah kak.. Alea takut.” Kata Alea masih menangis.
“Tar,
cepet ambil kotak P3K di ruang panitia. Buruan!!” kata Kenzo tegas.
Tara pun bergegas berlari mengambil kotak P3K. “Sayang, udah jangan
nangis ya.” Kata Kenzo masih memeluk Alea.
“Ka..kakak..jangan..Al..Alea
takut..jangan ber..da..darah.. lagi.” Kata Alea terbata-bata. Kenzo
semakin erat memeluk tubuh Alea.
Tara
pun sudah datang dengan membawa kotak P3K. Dengan telaten, Kenzo
membersihkan luka Alea dan membalut perban di tangan Alea. Perasaaan
Evan dan Emily semakin tertusuk-tusuk melihat apa yang dilakukan Kenzo
kepada Alea. Mereka belum tahu kalau Kenzo dan Alea adalah kakak
beradik.
“Kenzo, gila loe. Sama mahasiswa baru udah berani peluk-peluk. Panggil sayang-sayangan lagi.” Celetuk Tara.
“Kalian, yang ada di sini denger ya. Alea ini adik kandung gue. Jadi wajar dong, kalo gue bersikap kayak gini.”
“Adik loe?” tanya Evan.
“Iya
Van. Gue pernah cerita kan kalo gue punya adik yang ikut ortu gue ke
Jepang dan sekolah di sana? Orang itu Alea. Jadi kalian jangan salah
paham.” Evan dan Tara pun saling berpandangan.
“Alea
punya phobia sama darah. Jadi dia langsung histeris ngeliat ada darah
di tangannya.” Terang Kenzo. Evan, Tara, Emily, Liana, dan Gea pun
manggut-manggut.
“Kalian temennya Alea kan?” tanya Kenzo ke Emily, Liana, dan Gea.
“I..Iya kak.” Jawab Emily malu-malu.
“Makasih
ya, udah mau jadi temennya Alea. Kalo nanti ada yang gangguin Alea,
kalian langsung bilang ke gue.” Kata Kenzo tegas. Emily pun mengangguk.
Dia merasa senang melihat tatapan mata Kenzo kepadanya.
“Alea udah punya pacar belum?” tanya Tara tiba-tiba.
“Eh, loe kunyuk jangan berani-berani gangguin apalagi sentuh adik gue ya.” Kata Kenzo.
“Ye.. Galak. Taringnya keluar. Eh.” Tara menghentikan kata-katanya ketika melihat sorot mata serius Kenzo.
“Yaudah Al, kamu istirahat ke klinik kampus dulu aja ya. Gak usah ikut acara selanjutnya.” Kata Kenzo lembut ke Alea.
“Alea takut kak.” Kata Alea kemudian memeluk Kenzo.
“Gue juga mau dipeluk dong. Ups.” Celetuk Tara kembali terhenti oleh tatapan tajam Kenzo.
“Van, tolong temenin Alea ke klinik ya.” Kata Kenzo ke Evan.
“Kakak..” kata Alea memanggil Kenzo. Kenzo menoleh.
“Hati-hati..” kata Alea pelan. Kenzo tersenyum.
“Yuk
Alea.” Kata Evan kemudian menggandeng tangan Alea. Mereka berjalan
pelan ke klinik kampus. Ada senyum malu di antara mereka.
Kenzo
dan Tara berjalan menuju ke ruang panitia. Emily, Liana, dan Gea
bergegas berjalan menuju hall untuk mengikuti acara berikutnya.
To be continue...
Itu dulu ya guys, lanjutannya gue post kalo udah mood nge-post lagi... :P Jangan lupa kasih komen.. Hehehe
Follow me on twitter ===> @NVRstepback
To be continue...
Itu dulu ya guys, lanjutannya gue post kalo udah mood nge-post lagi... :P Jangan lupa kasih komen.. Hehehe
Follow me on twitter ===> @NVRstepback