Cerita Tentang Kita | CHAPTER - 1, 'A Meeting'

Posting baru kali ini berupa cerbung ya guys. Tulisan lama sih, udah pernah gue post di blog Free 4 All Area, tapi pengen di-reshare aja di blog ini... :D

 
Title : Cerita Tentang Kita
Author : Nur Rochman
Genre : Life, Romantis, Family

http://sphotos-a.xx.fbcdn.net/hphotos-prn1/c0.0.403.403/p403x403/64575_589270067755152_1615692906_n.jpg

Cerita Tentang Kita | CHAPTER – 1, A Meeting

“Kriiing..Kriiing..Kriiing...” bunyi alarm yang begitu keras sepertinya mengusik tidur nyenyak Kenzo. Nampak dia belum mau bangun bahkan membuka matanya. Namun alarm masih terus berdering dengan keras.
“Dasar alarm sialan. Gak tau orang lagi ngantuk.” Umpat Kenzo sambil mematikan alarm.
“Oke. Gangguan udah gak ada, waktunya tidur lagi.” Kenzo merebahkan diri lagi ke tempat tidurnya.
Perlahan, Kenzo pun mulai tertidur kembali. Sampai akhirnya muncul seseorang yang mengguncang-guncangkan tubuhnya dan menyuruhnya bangun.
“Kak Kenzoo... Buruan banguuun!!”
“Aaahh.. Berisik. Lagian ini kan hari minggu.” Kata Kenzo kesal. Dia masih belum membuka matanya.
“Kakakku yang cakep, ayo dong bangun. Nanti cakepnya ilang lho.” Suara itu kembali mengusik dan menggoda Kenzo.
Kali ini, Kenzo tak menjawab. Dia perlahan bangun dan membuka matanya. Kenzo hampir melompat melihat siapa yang sedang berada di hadapannya. Seorang gadis cantik berambut panjang, bermata indah, dengan senyum manisnya. Kenzo melongo.
“Alea?” tanya Kenzo.
“Ih, kakak nih amnesia ya? Masa sama adiknya sendiri lupa sih.” Kata Alea manyun. Kenzo tersenyum, kemudian memeluk adik yang sangat dia sayangi itu.
“Kakak kangen sama kamu Al.” Kata Kenzo.
“Alea juga kangen sama kakak,” balas Alea, ”seneng deh kakak baik-baik aja.”
“Al, ini kamu beneran? Kok tambah cantik?” kata Kenzo sedikit menggoda Alea.
“Dasar, kakak ni. Adiknya sendiri digombalin.” Kata Alea sambil mencubit hidung mancung kakaknya.
“Auwww.. Sakit.” Teriak Kenzo. Alea pun melepaskan hidung kakaknya. “Kok gak telpon aja sih Al? Kan kakak bisa jemput kamu.”
“Huuu.. Bangun aja belum. Daripada nungguin kakak, mending Alea naik taksi sendiri.”
“Oiya. Kok kamu bisa masuk? Kan pintunya..” belum sempat Kenzo menyelesaikan kata-katanya, Alea pun memotongnya.
“Kakakku yang cakep tapi teledor, tadi tu pintunya sama sekali gak dikunci. Untung gak ada maling.” Kata Alea. Kenzo pun tersipu. Dia baru ingat kalau semalam dia memang lupa mengunci pintu rumah karena sudah keburu tidur.
“Yaudah, Alea mau masak dulu. Kakak belum makan kan?” tanya Alea.
“Iya nih Al, laper banget. Masak yang enak ya. Kakak mau cuci muka dulu.”
Alea bergegas ke dapur untuk memasak. Di sana, dengan cermat dia mulai memasak bahan-bahan dan bumbu yang ada. Tak berapa lama, dua piring nasi goreng lengkap dengan telur dadar dan taburan bawang goreng sudah siap di atas meja makan. Kenzo yang mencium aroma sedap masakan Alea bergegas berlari menuju meja makan.
“Sedapnya...” kata Kenzo.
“Ini dia, nasi goreng plus telur dadar ala chef Alea.. Hihihi.” Kata Alea bercanda. “Yuk kak, dimakan dulu.”
“Siap deh chef Alea.” Kenzo dan Alea pun makan bersama.
“Papa sama Mama di sana sehat kan?” tanya Kenzo.
“Iya kak, mereka pesen supaya kakak jaga kesehatan, jaga diri, terus sama kakak supaya ngejagain Alea bener-bener. Jangan digalakin. Trus jangan dibikin nangis. Harus jadi kakak yang bisa jadi teladan buat adiknya.” Kata Alea.
“Iya iya adikku yang cantik tapi bawelnya minta ampun.” Kata Kenzo.
“Oiya Al, kamu jadi masuk ke kampus kakak?” tanya Kenzo tiba-tiba.
“Iya kak, kata Papa sama Mama, disuruh masuk ke situ. Supaya ada yang ngejagain katanya.” Jawab Alea.
“Trus, kamu masuk jurusan apa?”
“Aku ambil jurusan Sastra kak. Hehe.”
“Sip deh, jurusan sastra kan gedungnya deket sama jurusan informatika. Jadi kakak bisa jagain kamu terus.”
“Huuu.. Eh, kak. Katanya kakak jadi ketua BEM ya di kampus?” tanya Alea.
“Iya Al. Oiya, besok Senin kan ada acara penyambutan mahasiswa baru. Tapi gak disuruh bawa yang aneh-aneh kok. Tenang aja. Terus kalo ada yang rese sama kamu, bilang ke kakak ya.” Jawab Kenzo.
“Siap boss.”
***
Hari senin tiba. Di Universitas Taruna, terlihat begitu banyak mahasiswa baru yang berkumpul di depan hall. Kenzo dan Alea baru saja sampai. Setelah memarkirkan motornya, Kenzo pun mengajak Alea ke hall.
“Al, nanti acaranya diadain di situ.” Kata Kenzo sambil menunjuk gedung Hall.
“Iya kak.” Kata Alea.
“Yaudah, kamu ke sana dulu gih cari-cari kenalan. Kakak mau ke ruang BEM dulu. Ati-ati ya.” Kata Kenzo kepada Alea.
“Iya kakakku yang cakep. Kakak juga ya.” Kata Alea sambil berlalu. Kenzo hanya tersenyum. Dia masih berdiri melihat Alea yang berjalan berbaur dengan mahasiswa baru lainnya. Setelah Alea tak terlihat, Kenzo pun memutar arah menuju ke ruang BEM. Sesampainya di ruang BEM, dia bertemu dengan dua sahabatnya. Evan dan Tara.
“Sob, baru dateng ya?” sapa Tara ke Kenzo.
“Iya nih, maklum hidup gak sama ortu, jadi apa-apa harus sendiri deh.” Jawab Kenzo.
“Makanya buruan cari cewek supaya gak sendirian terus. Hahaha.” Timpal Tara. Evan dan Tara pun tertawa terbahak-bahak.
“Sialan loe berdua.” Kata Kenzo sambil tersipu. “Oiya, Wayan belum dateng?” tanya Kenzo.
“Dia tadi telpon, saudaranya ada yang masuk rumah sakit. Jadi nanti dateng rada siang.” Jawab Tara.
Di tempat lain, Alea duduk sendirian di depan hall sambil melihat begitu banyak mahasiswa baru yang menunggu waktu dimulainya penyambutan mahasiswa baru. Tiba-tiba ada yang menghampirinya.
“Hai.” Sapa orang itu.
“Eh, iya.” Jawab Alea.
“Mahasiswa baru juga ya? Kenalin aku Emily Navita.” Kata Emily memperkenalkan diri.
“Iya, aku Alea. Salam kenal ya.” Kata Alea.
“Oiya Alea, ini Gea. Dia orangnya pemalu.” Kata Emily memperkenalkan Gea.
“Hai Gea.” Sapa Alea ramah. Gea hanya tersenyum malu. Tiba-tiba dari kejauhan ada yang berlari berhambur ke tempat Alea, Emily, dan Gea berada.
“Mily.. Sorry gue telat. Eh, ada temen baru. Kenalin gue Liana.” Kata Liana memperkenalkan diri.
“Iya Liana. Eh, kalian masuk jurusan apa?” tanya Alea.
“Kita bertiga kompakan masuk jurusan sastra Alea. Kalo kamu?” tanya Emily.
“Wah, kebetulan. Aku juga masuk sastra. Kalo gitu, gimana kalo kita sahabatan? Supaya bisa saling bantu.” Usul Alea.
“Setuju!!” teriak Liana. Mereka pun setuju untuk menjadi sahabat.
Saat asyik mengobrol, tiba-tiba ada suara yang mengejutkan mereka. Ternyata acara penyambutan mahasiswa baru akan segera dimulai. Alea, Emily, Gea, Liana, dan mahasiswa baru yang lain bergegas memasuki Hall. Setelah semuanya duduk dan menempatkan diri, acara pun dimulai. Acara berlangsung dengan lancar. Dan tiba pada sambutan dari perwakilan BEM. Ternyata yang maju adalah Kenzo, Evan, dan Tara.
“Selamat pagi semuanya.” Kata Kenzo mengawali sambutannya.
“Perkenalkan kami bertiga perwakilan dari BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa, selaku panitia penyelenggara acara ini. Saya Kenzo Aria Wiranata, kalian bisa panggil saya Kenzo. Saya ketua BEM sekaligus ketua panitia. Di sebelah kanan saya, Stevanus Ekananda. Ketua komunitas robot. Dan di sebelah kiri saya, Tara Adiputra. Ketua tim basket. Kami mengucapkan selamat datang kepada teman-teman mahasiswa baru.” Kata Kenzo mengawali sambutannya.
“Eh, liat deh. Kak Kenzo keren banget ya. Cakep.” Kata Emily kepada Alea, Gea, dan Liana.
“Mily kalo cowok bening tau aja deh. Emang bener, kak Kenzo emang cool abis.” Kata Liana. Alea hanya tersenyum mendengar sahabat-sahabatnya mengagumi kakaknya.
Waktu istirahat tiba. Kini mereka diperkenankan untuk istirahat sebelum melanjutkan acara. Alea dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk pergi ke kantin. Saat sedang asyik bercanda, tiba-tiba Alea menabrak seseorang hingga Alea terjatuh.
“Kamu gakpapa Alea?” tanya Liana membantu Alea berdiri.
“Eh, kalo jalan pake mata dong. Nabrak orang seenaknya.” Kata cewek itu, yang ternyata salah satu panitia.
“Maaf kak, tadi gak sengaja.” Kata Alea meminta maaf.
“Iya kak, maafin kita.” Kata Emily membela Alea.
“Dasar mahasiswa baru udah sok sok’an.” Kata orang itu kemudian mendorong Alea.
“Udah Ve. Jangan keterlaluan.” Kata teman orang itu.
“Gue tadi liat loe berduaan sama Kenzo di tempat parkir. Berani banget loe.” Cewek bernama Ve itu mengangkat tangannya akan menampar Alea. Tiba-tiba ada tangan yang menahannya. Ternyata Evan.
“Eits. Ve, jangan anarkis gini dong. Loe panitia. Pergi loe!” kata Evan dengan nada tinggi. Ve pun pergi dengan wajah kesal diikuti teman-temannya.
“Kamu gakpapa kan?” kata Evan mencoba membantu Alea berdiri. Saat itu, tatapan mata mereka beradu. Ada gejolak di dalam hati mereka. Alea pun berdiri dibantu Evan. Ternyata tangan kanan Alea berdarah. Tiba-tiba saja Alea menangis dan jatuh terduduk. Evan, Emily, Liana, dan Gea bingung kenapa tiba-tiba Alea menangis.
Dari belakang Evan, muncul Kenzo dan Tara.
“Waduh, Van. Anak orang loe apain nih sampe nangis gitu?” kata Tara.
“Gak gue apa-apain kunyuk. Tadi dia didorong sama Ve sampe jatuh. Trus dia jatuh.” Terang Evan.
Tanpa berkata apa-apa, Kenzo langsung menolong Alea berdiri kembali dan memeluknya. Hal itu membuat yang lain terkejut. Evan terdiam. Emily juga tiba-tiba terkejut melihat Kenzo memeluk Alea.
“Alea sayang, udah jangan nangis ya. Ada kakak di sini.” Kata Kenzo menenangkan Alea.
“Kak... a..ada.. d..da..rah kak.. Alea takut.” Kata Alea masih menangis.
“Tar, cepet ambil kotak P3K di ruang panitia. Buruan!!” kata Kenzo tegas. Tara pun bergegas berlari mengambil kotak P3K. “Sayang, udah jangan nangis ya.” Kata Kenzo masih memeluk Alea.
“Ka..kakak..jangan..Al..Alea takut..jangan ber..da..darah.. lagi.” Kata Alea terbata-bata. Kenzo semakin erat memeluk tubuh Alea.
Tara pun sudah datang dengan membawa kotak P3K. Dengan telaten, Kenzo membersihkan luka Alea dan membalut perban di tangan Alea. Perasaaan Evan dan Emily semakin tertusuk-tusuk melihat apa yang dilakukan Kenzo kepada Alea. Mereka belum tahu kalau Kenzo dan Alea adalah kakak beradik.
“Kenzo, gila loe. Sama mahasiswa baru udah berani peluk-peluk. Panggil sayang-sayangan lagi.” Celetuk Tara.
“Kalian, yang ada di sini denger ya. Alea ini adik kandung gue. Jadi wajar dong, kalo gue bersikap kayak gini.”
“Adik loe?” tanya Evan.
“Iya Van. Gue pernah cerita kan kalo gue punya adik yang ikut ortu gue ke Jepang dan sekolah di sana? Orang itu Alea. Jadi kalian jangan salah paham.” Evan dan Tara pun saling berpandangan.
“Alea punya phobia sama darah. Jadi dia langsung histeris ngeliat ada darah di tangannya.” Terang Kenzo. Evan, Tara, Emily, Liana, dan Gea pun manggut-manggut.
“Kalian temennya Alea kan?” tanya Kenzo ke Emily, Liana, dan Gea.
“I..Iya kak.” Jawab Emily malu-malu.
“Makasih ya, udah mau jadi temennya Alea. Kalo nanti ada yang gangguin Alea, kalian langsung bilang ke gue.” Kata Kenzo tegas. Emily pun mengangguk. Dia merasa senang melihat tatapan mata Kenzo kepadanya.
“Alea udah punya pacar belum?” tanya Tara tiba-tiba.
“Eh, loe kunyuk jangan berani-berani gangguin apalagi sentuh adik gue ya.” Kata Kenzo.
“Ye.. Galak. Taringnya keluar. Eh.” Tara menghentikan kata-katanya ketika melihat sorot mata serius Kenzo.
“Yaudah Al, kamu istirahat ke klinik kampus dulu aja ya. Gak usah ikut acara selanjutnya.” Kata Kenzo lembut ke Alea.
“Alea takut kak.” Kata Alea kemudian memeluk Kenzo.
“Gue juga mau dipeluk dong. Ups.” Celetuk Tara kembali terhenti oleh tatapan tajam Kenzo.
“Van, tolong temenin Alea ke klinik ya.” Kata Kenzo ke Evan.
“Kakak..” kata Alea memanggil Kenzo. Kenzo menoleh.
“Hati-hati..” kata Alea pelan. Kenzo tersenyum.
“Yuk Alea.” Kata Evan kemudian menggandeng tangan Alea. Mereka berjalan pelan ke klinik kampus. Ada senyum malu di antara mereka.
Kenzo dan Tara berjalan menuju ke ruang panitia. Emily, Liana, dan Gea bergegas berjalan menuju hall untuk mengikuti acara berikutnya.

To be continue...

Itu dulu ya guys, lanjutannya gue post kalo udah mood nge-post lagi... :P Jangan lupa kasih komen.. Hehehe
Follow me on twitter ===> @NVRstepback
Share:

#RandomPost - #LoneWolf | 7 Februari 2013

OK, hari ini mau ngisi halaman depan blog NVRstepback.blogspot.com supaya gak sepi kayak kuburan. Tapi bukan cerpen lho yaa... Trus apa dong?? Puisi aja lah, ato apalah nanti terserah temen2 yang nyebutnya apaan. Kenapa puisi?? Yaaa terserah gue dong, yang bikin kan gue... MUIHIHI

Pengen tau alasannya kenapa puisi? Ya gak tau juga sih, lagi suka nyepik terus nulis puisi.. Aneh? Gak kok biasa aja.. Nah, daripada ribut dan bikin kabur definisi puisi, gue kasih aja deh Part puisi nama #RandomPost. OK? Udah ah, kelamaan ngobrol... NYOHHH!!!!

#LoneWolf
Aku berjalan dalam kegamangan malam...
Aku mencari seutas cahaya sebagai genggaman..
Ya.. Karena aku.. Aku buta arah...

Jalan kelam ini menyesakkan imajinasiku..
Jalan kelam ini menghempaskan semangatku..
Ya.. Jalan ini.. Jalan kepergianmu...

Ke mana aku harus pergi? Tanyaku..
Tapi malam hanya tersenyum..
Tapi bintang hanya berkedip..
Tapi bulan hanya terdiam..

Aku seperti serigala...
Lolonganku tertelan pekat malam..
Disambut bias aurora yang melangkah pelan..

Aku melangkah....
Tanpa arah...Tanpa kata... Tanpa suara... Senyap... Hening.....

http://www.audiosparksforart.com/cries%20of%20the%20night/cries%20of%20the%20night-howling%20wolf-wolf%20pictures-animal%20art-silhouette%20art-digital%20art.jpg 
[0702'13]
Share:

#RandomPost - #DearSenja | 1 Februari 2013

NVRstepback.blogspot.com - Udah gagal nulis beberapa bulan & akhirnya cuma bisa posting video2 konyol dari akun youtube. Pengen sih bisa nglanjutin cerbung Between The Skyline-nya, tapi apa daya nggak ada inspirasi. Mau nulis cerpen baru juga sama aja nggak ada inspirasi. Eh eh eh, belum ding maksudnya.. Siapa tau ntar tiba-tiba nongol tuh si inspirasi.. Muehehe ^^,

Sebenernya sih ada satu penyebab yang lumayan berpengaruh bikin mood sama inspirasi jadi tenggelam (cielahbahasanyalebeh). Yaitu... SKRIPSI *nelenludah*. Maap deh ya, ngucap satu kata itu butuh hormon adrenalin hampir 80% dari total yang ada di dalem tubuh (busseett!).

Nah, gara-gara 'itu' (SKRIPSI -red) akhirnya kepala ane kebentur dah bingung mau ngegali inspirasi buat nulis cerpen yang merupakan passion ane (cielahbahasanyatinggibeud) ato inspirasi buat nulis.. Ehem.. SKRIPSI *nelenludah* itu yang merupakan wayout dari belenggu yang sekarang bener-bener bikin ane under huge pressure. Belenggu apaan? Udah ah, itu udah masuk wilayah privasi ane.. HIHI :p

Usaha? Udah sih. Beberapa minggu lalu ngelanjutin Between The Skyline-nya tapi tetep aja mentok dan akhirnya gagal posting... T_____T. Akhirnya yaaa belajar narsis dah, ngrekam video konyol > aplod ke akun yutup > diposting ke blog, supaya blog nggak sepi dan akhirnya jadi sarang laba-laba.

Ampun dah, semoga aja bulan Februari paling enggak bisa posting 1 ato 2 cerita. Entah itu lanjutannya Between The Skyline ato crita baru. Yang penting harus bisa posting! TITIK! *galakdikit*. Trus juga target Oktober harus dapet status 'LULUS' dan bisa 'WISUDA'. Target lulusnya... Errr... Juni deh Juni. Ganbatte! Cemungudd!! Hwaiting!!! Cayyooo!!!!

Udah ah, nggak jadi posting lagi hari ini. Mau nulis posting malah isinya cuma curhat gaje. Oiya, udah senja... Nyepikin senja dulu ah... *senyumtulus*


#DearSenja

Aku tau kau lelah menanti hari berakhir..
Aku tau kau lelah menanti baskara di pangkuanmu..
Aku tau kau lelah menahan tangis pilu hujan..
Aku tau kau lelah menahan deru sendu angin..

Tapi ketahuilah....
Kau sangat indah dengan mata redupmu..
Kau sangat cantik dengan senyum sederhanamu..
Kau sangat menawan dengan rona jinggamu..

Dan aku sangat menyukaimu.....
Karena meski hadirmu hanya sekejap..
Karena meski melihatmu hanya sesaat..
Kesan indahmu selalu tertahan di dinding jiwaku..
Kesan indahmu selalu mengisi rongga sepi hatiku..
Senja... Kau sangat indah :)

http://farm7.staticflickr.com/6115/6245405388_da485040a8_z.jpg 
[0102'13]
Share:

First Song I Wrote Ever...



Beberapa minggu yang lalu, abis upload video ke yutup. Yah, video pas ane maen gitar asal-asalan. Iseng nulis-nulis lagu, trus ane nyanyiin. Nih hasilnya. Dengan alat seadanya, lirik & musik seadanya, dan suara yang sangat mengada-ada..



Nih liriknya nih...

bias jingga senja..
mulai bercerita..
tentang sebuah masa lalu yang tlah usang.. yang perlahan kulupakan..
kisah sebuah kebersamaan yang kini tlah hilang..

muncul sebuah tanya..
untukmu di sana..
apakah kau baik-baik saja.. dan engkau bahagia..
setelah dirimu bersama dirinya..

[chorus]
kudoakan slalu, yang terbaik untukmu..
semoga kau dapat raih bahagiamu..
kuharap dirinya selalu menjagamu..
hingga akhir waktu..

[intro]

bias jingga senja..
perlahan menyapa..
sampaikan sepotong cerita tentangmu.. yang kini telah bahagia..
dan telah terobati semua luka..

[chorus]
kudoakan slalu, yang terbaik untukmu..
semoga kau dapat raih bahagiamu..
kuharap dirinya selalu menjagamu..
hingga akhir waktu..

maafkanlah aku, yang pernah cintaimu..
maafkanlah aku, yang telah sakitimu..
sebait doa untukmu, semoga dia slalu..
menjaga dan mencintaimu.. selamanya.... :)

 

That's it... Ada yang pengen komen? Ada yang pengen ketawa? Silakan di kotak komentar yakk.. :D
Share:

Tersimpan Di Hati

Cerpen baru... Tapi cerpen repost.. Tapi cerpen bikinan sendiri, ori, bukan bikinan orang lain.. Muihihihihihi :3
 
Title : Tersimpan Di Hati
Author : Nur Rochman
 
TERSIMPAN DI HATI

Kelas bahasa Indonesia baru saja berakhir ketika Pak Joko, guru Matematika sekaligus wali kelasku masuk bersama seorang siswi baru. Aku yang dari tadi terkantuk – kantuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia seolah dibangunkan oleh sosok siswi baru itu. Gadis berjilbab dengan wajah yang cantik. Senyumnya pun menawan. Saat Pak Joko mulai memperkenalkan siswi baru tersebut, seluruh kelas terdiam memperhatikan Pak Joko.
“Anak – anak, mulai hari ini, kalian akan mendapatkan teman baru. Namanya Dinda.” Sejenak Pak Joko melihat ke sekeliling kelas. Kemudian melanjutkan perkataannya. “Kamu duduk di samping Indra.” Kata Pak Joko sambil menunjuk kursi kosong di samping ku. Tanpa membantah, Dinda melangkah ke kursi yang ditunjuk Pak Joko langsung duduk. Dia menoleh ke arahku sambil melempar senyum.
“Kenalin. Aku Dinda.” Kata Dinda memperkenalkan dirinya padaku.
“Aku Indra. Senang bisa berkenalan sama kamu.” Balasku.
Setelah perkenalan singkat itu, kami pun memindahkan fokus kami ke arah Pak Joko yang sudah memulai pelajaran. Beberapa kali ku lirik Dinda yang sangat serius memperhatikan dengan seksama materi demi materi yang diberikan Pak Joko. Tanpa terasa timbul rasa kagumku pada Dinda.
“Teet.. teet.. teet..” bel tanda istirahat berbunyi. Tapi Dinda tidak segera beranjak dari tempat duduknya. Tiba – tiba dia menyodorkan buku catatannya padaku.
“Eh, Indra. Tolongin dong. Aku masih belum paham yang bagian ini.” Katanya sambil menunjuk bagian di buku catatannya. Hal itu membuatku agak gelagapan. Tapi segera ku kuasai diriku.
“Oh, ini tu maksudnya gini, …” ku jelaskan secara panjang lebar tentang hal yang ditanyakan Dinda padaku. Untung aku termasuk anak yang pandai sehingga bisa menjawab setiap pertanyaan dari Dinda. Setelah merasa puas karena pertanyaannya terjawab, Dinda mengeluarkan sekotak bekal. Saat dibuka, terlihat aneka kue kecil.
“Nih, Ndra. Kamu ambil. Makasih udah ngejelasin materi tadi. Maaf ngerepotin.”
“E…iya nggak papa. Aku seneng kok bisa bantuin kamu.”
“Teet.. teet.. teet..” bel masuk berbunyi. Pelajaran kembali berlanjut hingga tanpa terasa sudah waktunya pulang. Hari ini aku merasa senang karena mendapat satu teman baru bernama Dinda. Semoga saja aku dan Dinda bisa berteman selamanya.
***
Hari – hari berikutnya, aku semakin dekat dengan Dinda. Dan semakin aku tahu kepribadian Dinda yang ternyata sangat istimewa. Selain cantik wajahnya, hatinya pun sangat baik. Dia juga seorang muslimah yang taat beribadah. Rasa kagumku pun semakin bertambah.
Pernah saat aku sedang di masjid sekolah, aku melihat Dinda juga berada di situ. Saat melihatku, dia dengan ramah mengajakku melaksanakan sholat Dhuha.
“Indra, sholat berjamaan yuk. Kamu jadi imamku.”
“Eng.. iya deh. Bentar ya, aku ambil wudlu dulu.”
Kami berdua pun sholat berjamaah. Setelah selesai, aku membayangkan seandainya aku bisa menjadi imam sholat Dinda setiap waktu. Ahhh ngawur! Segera ku buang pikiran aneh itu. Ku ajak Dinda segera menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
“Yuk, Din bentar lagi masuk lho.” Ajakku.
“Iya. Yuk.” Sahut Dinda dengan ramah.
Seperti biasa, aku dan Dinda selalu berdiskusi setelah pelajaran selesai. Pernah sekali waktu Dinda mengajakku ke perpustakaan karena tidak tahu letak perpustakaan untuk mencari bahan untuk membuat makalah. Karena tak ada kesibukan, akhirnya aku menemani Dinda. Di sana, aku membantu Dinda untuk mendapatkan beberapa judul buku yang dicarinya. Setelah terkumpul semua, kami mulai membacanya dan mencatat hal – hal penting di dalamnya. Setelah memperoleh apa yang kami cari, kami kembali ke kelas.
Kedekatanku dengan Dinda ternyata mendapat reaksi dari teman – teman sekelasku. Berkali – kali setiap melihatku berjalan dengan Dinda, mereka berteriak menggodaku. Pernah saat Dinda tidak masuk, aku melontarkan pertanyaan saat sedang berkumpul dengan teman – temanku.
“Kok Dinda nggak masuk ya?” ucapku sambil setengah melamun.
“Ciee.. ciee… yang lagi mikirin Dinda..” goda teman – temanku.
“Eh, Ndra. Kenapa nggak kamu tembak aja si Dinda? Kalian kan udah deket banget tuh.” Celetuk salah seorang temanku yang bernama Putra.
“Ha? Ditembak? Ntar mati gimana?” jawabku sambil kebingungan.
“Ya ampun. Cakep – cakep ternyata bego ya.” Ejek Tian, temanku yang lain.
“Maksudku tu kamu ungkapin perasaan kamu ke Dinda. Ntar kamu pacaran deh sama Dinda. Gitu Indra.” Kata Putra menjelaskan maksudnya.
“Eng… gimana ya.. aku nggak tahu caranya.” kataku polos.
“Hmmm… Dasar temen kita yang satu ini kayaknya butuh kursus buat nembak cewek nih.” Ujar Fandi. Tawa teman – teman yang sedang berkumpul pun meledak. Aku bingung sendiri dengan apa yang sedang dibicarakan teman – temanku.
Setelah ngobrol dengan teman – temanku, aku mulai sadar kalau aku dan Dinda memang sangat dekat. Mungkin, bila orang – orang melihatku dengan Dinda, mereka akan berpikir kalau kami adalah sepasang kekasih. Aku sendiri sadar, kalau di balik rasa kagumku yang besar kepada sosok Dinda, aku menyimpan rasa lain yang kata teman – temanku bernama cinta yang masih terpendam di dalam hatiku. Ingin rasanya aku ingin mengungkapkannya. Tapi, aku tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkannya.
Hari – hariku pun ku jalani seperti biasa. Perasaanku kepada Dinda tetap ku simpan di dalam hati. Teman – temanku semakin sering menggodaku saat aku sedang bersama Dinda. Berkali – kali mereka mendorongku untuk mengungkapkan perasaanku. Tapi aku menolaknya karena aku lebih nyaman menjalaninya seperti ini. Aku takut, apabila Dinda tahu perasaanku yang sebenarnya, dia justru akan menjauhiku. Jadi, aku lebih memilih memendam rasa cintaku ini di dalam hati, agar aku bisa selalu dekat dengan Dinda.
 
-selesai-

Komentarnya yakk ^^,
Share:

Sky Sailing - Brielle (@NVRstepback Cover)

Entah apa yang sudah merasuki tubuh dan jiwa saya, sampe-sampe saya bisa-bisanya ngrekam aksi gaje saya pas maen gitar sambil nyanyi pake cam laptop. Di-upload ke yutup pula. Astaghfirullahaladziim.. (-_____-")

Ini nih, lagunya Sky Sailing. Eh, bentar.. Pada tau Sky Sailing nggak? Nggak tau? Oh. Pengen tau nggak? Enggak? Yaudah deh. Eh, ada yang pengen tau? OK. Tau Adam Young? Owl City? Nggak tau juga? Ya ampooonnn.... (-_____-")

http://media.focusonthefamily.com/blogmedia/images/plugged-in/AdamYoungOwlCity.jpg
Penampakan Adam Young
Tuh potonya bang Adam Young.. Hah? Masih nggak tau??
Yaudah ah, kalo pengen tau tanya paman saya yang sangat pinter ajah => Paman Google..
Share:

Beat Crusaders - Moon On The Water (@NVRstepback Cover)


Pernah sekali waktu, pas pagi-pagi di kamar kost lagi males berangkat pagi. Ane nyalain laptop terus megang gitar. Lalu teringat sebuah lagu yang lumayan bagus, tapi sayangnya kurang terkenal. 'Moon On The Water' yang dinyanyiin sama sebuah band bernama 'Beat Crusaders'. Lagu ini nongol di salah satu anime berjudul 'BECK Mongolian Chop Squad' yang diadaptasi dari manga yang berjudul 'BECK'.

http://fc08.deviantart.net/fs32/f/2008/228/9/e/BECK_mongolian_chop_squad_wall_by_Omi_Niwa.jpg
Penampakan Anime 'BECK Mongolian Chop Squad'
'BECK' bercerita tentang perjuangan sebuah grup band bernama BECK yang ingin menjadi terkenal. BECK berawal dari pertemuan aneh antara Ryusuke Minami dan Yukio 'Koyuki' Tanaka, dan... Beck, anjing Ryusuke Minami. Eh eh eh, ini ane bukan maksud mau bikin ulasan tentang 'BECK' lho yaa. Malah jadi ngelantur. Kalo pengen tau ceritanya 'BECK' kayak gimana, mending langsung tanya sama paman Google aja sono. Dia pasti lebih tau.
  
Nah, akhirnya ane iseng-iseng deh nyanyi sambil jreng-jreng gaje dan ane rekam pake cam laptop. Jangan berharap suara yang merdu karena ane bukan penyanyi. This is just iseng semata.. Muihihihihi


Share: