ngebaper dulu ah~

Hei, apa kabar? Meski kamu enggan mengetahuinya, tapi aku ingin memberitahumu kalau aku cukup baik. Hm ... tadinya ingin memberitahumu kalau aku sedang tidak dalam keadaan baik. Lalu kamu akan bertanya "kenapa?" dan aku akan menjawab "karena nggak ada kamu di hari-hariku~" dengan nada manja childish yang unyu-unyu nggilani. Tapi ... ah, rasanya benar-benar awkward. Terlebih setelah beberapa minggu ini jarang bertegur sapa. Eng ... mungkin baru hari Minggu waktu itu ya kita saling sapa? Hanya beberapa baris.

Bagaimana pekerjaanmu? Tetap lancar meski sering mendapati suara-suara tak jelas seperti biasanya? Hm ... selama lancar dan dapat teratasi seperti kamu yang biasanya, itu sudah cukup. Karena kamu luar biasa. Selalu. Ditambah, kuliahmu juga sudah mulai lagi. Ya ampun ... kamu benar-benar super sibuk, ya. Tapi kamu tetap bisa mengatur waktu dengan baik. Aku kagum. Tapi sedikit kecewa. Kecewa yang sebenarnya datang karena tindakanku.

... iklan ...

Tapi setidaknya ... hal itu cukup untuk memberimu gambaran seperti apa diriku yang selama ini terselubung persona "seorang pendiam yang terlihat dingin". Dan seperti katamu, tak akan ada yang menyangka kalau ternyata aku cukup jauh berbeda dari kelihatannya. Aku bukanlah seperti yang kamu, dan kebanyakan orang, pikirkan. Ehehehe. Aku sendiri pun terkejut. Gunung es selalu menyimpan sesuatu yang lebih besar di bawah permukaan laut.

Sudah sudah, aku sedang tidak ingin membahas diriku. Lagipula, kamu pasti bertanya-tanya apa yang sebenarnya ingin aku sampaikan? Kamu membacanya sampai sini? Aduh, lagi-lagi aku mengambil bermenit-menit waktumu yang berharga. Ya sudah, akan kupersingkat saja.

Dear ... kamu begitu bersinar dan penuh warna. Kamu benar-benar sosok yang selama ini aku kagumi. Kamu bisa mengatasi semua masalah yang ada dengan baik. Melewati waktu-waktu sulit dengan tegar. Tetapi tetap bisa tersenyum dan tertawa menikmati setiap jeda dengan penuh bahagia. Mungkin itu adalah satu dari sekian hal yang membuatku menyukaimu. Kamu begitu kuat. Kamu mandiri. Dan ... kamu tidak membutuhkanku. Jadi, betapa beruntungnya aku ketika kamu yang seistimewa itu bisa menjatuhkan hati kepadaku. Aku beruntung, dan benar-benar bahagia. Aku pun berharap, kebahagiaan akan selalu mendatangimu. Entah dari mana arahnya. Doa-doaku selalu mengantri di belakang doa-doa orang tuamu.
Tak hanya penuh warna dan bahagia, kamu pun juga mampu memberikan pacuan semangat. Ketika goyah dan terjatuh, kalimat-kalimat yang kamu sampaikan agar aku percaya pada diriku, sedikit banyak mampu membesarkanku. Sedikit. Tapi sesedikit apapun, bagiku berarti banyak. Kamu sudah peduli padaku. Di selang waktu-waktu yang padat itu,  kamu bisa menguatkanku. Terima kasih banyak. =]
Kadang di momen tertentu, aku mengira-ira apa yang akan terjadi jika kembali kuucapkan kalimat-kalimat manis yang seperti dulu. Ketika kita masih belum terhubung dan tak mempermasalahkan batas apapun. Serta ketika kita baru terjalin dan sedang mulai melanjutkan cerita. Apakah masih bisa kamu terima? Ah, ya Tuhan ... menyebalkan sekali rasanya mendapati simulasi itu. Kadang aku berharap persona "sedingin es" bukan sekadar persona, tetapi juga ada sebagai sifat dan sikap di dalam diriku.
Aku bersyukur bisa merasakan bagaimana dekat denganmu. Setelah menyampaikan semua yang ingin disampaikan, entah melalui tulisan ini atau melalui berbagai pesan sebelumnya, aku harus bisa merasa cukup lega.

Apa yang sudah kamu beri, yang kini kumiliki, akan tetap ada. Dan semua yang masih tersimpan untukmu, yang memang hanya untukmu, akan selalu aku jaga.

Sekali lagi, dari titik terdalam hatiku, kuucapkan ... terima kasih. =]

****

Ps. I love you

~ such a random post. karena tak ada lagi tempat selain di sini. di mana aku bisa berbicara dengan diriku sendiri.
Share: