Sajak Untukmu #3 | Hello Goodbye

Nemu ini pas scrolling TL fb-ku. Langsung deh taruh sini. Yey! Hari ini nyepam di blog sendiri. X))
 

Sajak Untukmu #3 |  Hello Goodbye


Aku datang...
Karena aku tak suka kau berduaan dengan sepi
Karena senyummu hilang sejak bersamanya... sepi

Aku datang...
Melewati waktu dan juga masa lalu
Kulihat kamu tak lagi bersama sepi... dan senyum itu pun hadir lagi

Aku datang...
Demi sebuah tanda mata ingatan
Janji dan kenangan yg masih bertahan di tengah bimbang

Aku datang...
Ya, datang untuk berucap sepatah kata dari hati yang sempat patah berbilah-bilah
Ya, cukup sepatah... yang tersisa dan sudah lelah

Dan waktunya aku pergi...
Bukan lagi nanti, tapi sekarang dan kini
Karena ada senyum yang sedang menungguku
Wajah menyejukan dengan mata teduh itu... bukan kamu

-----

http://flamesnation.ca/uploads/Image/sayonara1.jpg
sayonara1 from flamesnation.ca


2014
Share:

Meleleh... Hati dan Mentega yang Tertukar | Flash Fiction

Karakternya masih Andra-Nindi. Entah kenapa lagi suka bikin cerita dari kombi dua karakter ini. Andra yang agak "nggak nyambung" tapi sebenernya pinter dan Nindi si cantik yang diam-diam ditaksir Andra, yang suka banget bakso dan sering nggak sabaran sama "nggak nyambung"nya si Andra.

Meleleh... Hati dan Mentega yang Tertukar | A Flash Fiction by @NVRstepback

Aku menghela nafas. Kejadian yang beberapa menit lalu seolah berlalu tak tercatat waktu. Aku berbalik dan mulai melangkahkan kaki untuk pergi. Ada beberapa rasa yang memberontak memintaku untuk berteriak. Ah, tapi tak etis jika berteriak di jalanan yang ramai dengan lalu lalang orang bukan? Heh.
Sesampainya di depan sebuah kedai kopi, langkahku terhenti oleh dering ponsel di saku celanaku. Aku sedikit kaget melihat nama yang tertera di layar ponselku. Setelah mengatur nafas, aku menerima panggilan itu.
"Ha-"
"Andra bego! Dari tadi ke mana aja?! Aku udah nungguin sejam lebih sampe kopiku dingin tau!" Bentak suara dari seberang ponsel. Tapi, entah kenapa terdengar begitu dekat.
Pletak! Ada sesuatu yang mengenai kepalaku. Dan saat menoleh ke arah benda itu berasal, aku mendapati seorang gadis berkacamata dengan ponsel yang menempel di telinga kanannya.
"Nin, kamu lagi di kedai kopi bukan?" Tanyaku pada orang yang menelponku mengabaikan gadis berambut lurus sebahu yang nampak menatapku dengan penuh amarah.
"Ati-ati, ada cewek aneh lagi ngamuk-ngamuk." Lanjutku sambil sedikit berbisik. Aku tak ingin Nindi sampai bertemu gadis aneh yang entah kenapa aku merasa dia sedang mendekatiku.
"ANDRA!!! INI AKU! NINDI!!!" Bentak suara dari ponselku. Dan aku merasa suara itu sama persis dengan suara yang kudengar di sebelahku. Jangan-jangan...
"Kamu... Nindi?" Tanyaku tidak percaya. Gadis bersweater putih itu tidak menjawab pertanyaanku. Wajahnya nampak marah dengan pipinya yang menggembung dan bibir yang manyun.
"Nin, sorry aku nggak kenalin kamu. Soalnya kamu..." Aku berbisik di ponsel.
"Apa?!" Bentaknya lagi.
"Cantik banget." Kututup telepon dan kumasukkan kembali ke dalam saku.
"Sorry, tadi ada nenek-nenek minta disebrangin. Pas udah nyampe di sebrang eh ada orang bawa kamera terus bilang kalo aku masuk acara tv gitu. Aku kecewa ternyata mereka manfaatin ketulusanku buat nolongin nenek itu untuk acara mereka. Huh." Aku segera melangkah masuk ke dalam kedai, tapi sesampainya di pintu kedai aku berhenti. Nindi masih berdiri dan diam saja.
"Nin?" Panggilku. Nindi berbalik.
"Andra aneh." Ucapnya sambil tertunduk dan berjalan melewatiku. Kulihat kepalanya sedikit berasap.
"Tapi Nin..." ucapku menyusul Nindi, "kamu beneran cantik."
"Bodo amat." Kata Nindi lirih. Ah, wajahnya nampak merah. Benar-benar membuatku meleleh. Hm... jangan-jangan saat ini hatiku tertukar dengan mentega. Serem.

-----
Share: