Tampilkan postingan dengan label #RandomPost. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #RandomPost. Tampilkan semua postingan

Penumpang, Kesombongan, dan Amnesia

Hmm ... gara-gara lama nggak nge-blog kayaknya bikin saya rada goblo* nih. Jadi nggak perlu deh pake kalimat-kalimat (sok) bijak untuk membuka posting random pertama di bulan Maret 2017 ini. (Bilang aja males mikir)

Oke, jadi sebenarnya saya pengin cerita. Pagi ini, seperti biasa sebelum nulis content di blog baru yang saya urus, blog milik salah satu pusat kerajinan tembaga dan kuningan di Tumang Boyolali, saya melakukan sedikit riset di google. Biasalah, mengecek persaingan keyword di google dan melihat seperti apa hasil penelusurannya dengan keyword terkait. Dan sesuai dengan konten yang akan saya bikin, saya mengambil keyword seputar replika pintu nabawi.

Lalu ada apakah gerangan kok saya sampai nulis kegiatan remeh tersebut di blog? Nah. Pas googling gambar dengan keyword tersebut, saya nemu 1 gambar replika pintu nabawi yang cukup familiar. Seperti mengalami de javu, deja vu, de ja vu(?) entahlah. Pokoknya kurang lebih perasaan seperti pernah melihat foto tersebut entah di mana. Dan setelah melakukan scan memory di otak, bohlam lampu 5 watt saya pun menyala. Menampilkan ingatan tentang desain replika pintu nabawi yang pernah saya buat entah berapa tahun yang lalu. Desain yang serupa dan sama.

Tiba-tiba saja ada perasaan aneh yang bergolak di batin saya. "WTF?!" "Kok bisa sampe di situ sih?!". Ya, kurang lebih begitulah respon saya. Dalam hati. Tapi kalau dirangkum, ada 2 kubu perasaan yang bisa dikelompokkan. Yang pertama, perasaan patah hati. Nggak perlu dijelasin lah ya~. Yang kedua, perasaan senang. Karena desain yang (kayaknya) pernah saya buat, hasilnya benar-benar di luar ekspektasi saya sendiri.

Well, demi menjaga kesehatan otak dan hati supaya nggak kena racun, saya lebih memilih perasaan yang kedua. Menikmati setiap lekuk dan guratan '3D' yang sebelumnya hanya sebatas cetak biru digital. Memang awalnya ada perasaan tidak terima karena saya merasa 'memiliki' desain tersebut. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kok, rasanya saya sombong amat. Cuma bisa menggambar di Corel kok udah sok gaya-gayaan. Apalagi perasaan sok 'memiliki'.

Memang benar ya, eksklusivisme seringkali membuat manusia lupa dan terbuai karena merasa memiliki apapun. Tapi pada akhirnya justru membuat kita merasa selalu kurang. Dan lebih sering merasa gelisah daripada bahagia. Takut kehilangan. Seolah 'milik kita' selalu dirampok tiap detiknya. Padahal kita sebenarnya nggak memiliki apa-apa. Dan setelah tahu kalau kita aslinya nggak punya apa-apa, lalu apa lagi yang mau kita sombongkan? Aduh, pengen banget minta ampun. Entah sama siapa.

Berkaca pada cerita saya, yang entah bisa disebut cerita atau tidak, dan terlebih lagi relevan atau tidak, kita sebaiknya tetap sadar kalau kita ini cuma manusia. Makhluk yang diusir dari langit, lalu numpang hidup di bumi. Dan seolah amnesia kalau cuma numpang, manusia berubah jadi parasit untuk bumi yang begitu kejam. Jauh lebih kejam dari fitnah. Itu baru dilihat dari relasi manusia-bumi. Kalau dilihat dari relasi manusia-manusia, wah ... saya nggak bisa ngomong apa-apa.

Intinya, sekali lagi, ingatlah kalau kita ini cuma manusia. CUMA MANUSIA. Kita tidak punya hak apapun untuk sok merasa lebih tinggi dari makhluk lain. Apalagi merasa lebih tinggi dari sesama manusia. Kita ini cuma numpang. Dan apa yang kita punya sekarang ini cuma sulap. Titipan. Besok mau diambil yang punya, Yang Maha Memiliki pun bisa. Jadi ingatlah. Kita cuma manusia.

~ manusia yang sedang merutuki kesombongan dirinya
Share:

You Can [Not] Forget

You Can [Not] Forget


Aku masih dapat mengingatnya. Punggung milik gadis yang apabila marah bisa membuatku berdarah-darah. Punggung milik gadis yang satu senyumnya mampu membuat sekujur hatiku leleh tak berdaya. Punggung rapuh yang jika kudekap terlalu erat dapat membuatnya pecah berserak. Aku masih dapat mengingatnya dengan jelas.

Di bawah langit malam, tepat beberapa menit sebelum kalender di dinding kamarku habis masa pakainya, gadis berkacamata itu memalingkan tubuhnya dariku. Membiarkanku tenggelam dalam tanya, apa yang sebenarnya dia inginkan sampai harus menarikku ke sini? Aku menyelam mencari jawabannya sendiri. Gadis yang selalu mengagumkanku. Gadis yang tak lain adalah dirimu.

Jika kau tidak menarik tanganku, mungkin aku sudah kehabisan napas dan benar-benar tenggelam. Jemari lentik yang menyentuh punggung tanganku, ditambah senyum simpul yang diapit dua lesung pipi itu benar-benar menarik kesadaranku. Membawanya ke ujung imaji yang lain.

Lalu, tepat setelah kembang api pertama memecah sunyi udara, aku mendengarmu bersuara. Tak terlalu merdu. Tapi napasmu yang hangat bisa kurasa di setiap bisikanmu yang mengalun syahdu di telinga kiriku. Apa kau tahu? Jika bukan karena kelas drama yang pernah aku ikuti semasa sekolah dulu, mungkin saat itu kau akan melihat betapa merah wajah dan salah tingkahnya diriku. Beruntung, ketenangan luarku tetap terjaga hingga kau menyelesaikan kalimat demi kalimat dalam bisikanmu.

Aku memahami setiap kalimatnya. Setiap kata yang menyusunnya. Tapi, ada satu kata yang tiba-tiba aku lupa artinya. Namun ketika aku bertanya, kau hanya memberikan juluran lidah sebagai jawabannya. Aku sedikit kesal, tapi wajah menggemaskanmu itu memupusnya. Ya, aku pun menyerah dan urung kembali bertanya.. Sebagai balasan, aku meraih pucuk rambutmu lalu mengacaknya. Membuatmu memamerkan muka masam yang sangat kusuka.

Apa kau masih mengingatnya? Aku tahu pasti kau masih, karena senyummu selalu terkembang setiap kali aku menceritakannya kepadamu. Meski harus kuceritakan berulang-ulang, aku tidak akan pernah bosan. Meski semua orang menganggapnya percuma, aku dan seluruh kisah kenangan tentang kita akan selalu ada. Sekalipun karena Alzheimer kau akan kembali terlupa, hingga aku tak mampu berkata, aku akan selalu bercerita. Membuatmu untuk kembali mengingatnya. Atau, setidaknya, membuat dirimu selalu mengetahuinya. Bahwa kau pernah dan akan selalu menjadi kenangan yang tak akan tersisih di sudut terindah ceritaku.

Aku masih dapat mengingat punggungmu yang selalu kudekap dari belakang itu. Meski kini tak lagi bisa kudekap apalagi kulihat, tapi ketahuilah, aku masih dapat mengingatnya.

~ stratosfer, 070116 
Share:

Waktu, Perubahan, dan Sesuatu yang Memalukan | #RandomPost




http://www.voxpop-media.com/voxpopmedia/wp-content/uploads/2015/08/social-media-image.jpg
pic from voxpop-media.com

Akun sosial media kadang bisa sedikit lebih jujur dari pemiliknya sendiri. Terutama bagaimana berbagai status, twit, ataupun posting dari masa lalu (juga dari masa kini) yang tertulis di situ dapat memberikan sedikit gambaran seperti apa dan bagaimana keadaan pemiliknya. Heheh, kurang lebih seperti itu yang pagi ini saya rasakan. Iseng buka-buka salah satu akun sosial media yang hampir berdebu dan nemu banyak "sampah" tulisan yang membuat geli ketika dibaca.

Mungkin, mungkin ya, ketika terpikirkan pertama kali untuk menulis rangkaian kalimat itu, saya merasa kalau apa yang akan saya tulis akan terdengar keren, atau sekarang lebih populer dengan istilah "nge-feels". Haduh, iya dulu. Tapi setelah dibaca ulang kok rasanya ... agak nganu. Malu-maluin! Maka dengan sedikit tenaga dan juga kuota yang tersisa, saya pun memutuskan untuk melakukan sedikit aktivitas "bersih-bersih". Maksudnya ya sudah jelas, supaya tidak terlalu memalukan.

Tapi bagaimanapun, meski tulisan-tulisan "nganu" tersebut sudah terhapus dan hilang, tapi tentu tidak akan hilang dari ingatan orang-orang yang sudah membacanya. Hm. Jadi, pagi saya dapat sedikit pelajaran yang cukup mengena dan berharga dari diri saya sendiri. Eng... mungkin lebih tepatnya dari pengalaman saya yang satu ini, meskipun mungkin sudah mainstream, yaitu : bijaklah dalam memakai akun sosial media juga media informasi internet.

Memang, di dunia yang maya ini kita bisa dengan mudah berubah menjadi sosok yang berbeda dari kita di dunia nyata. Tapi, hal itu tidak bisa menyembunyikan kenyataan kalau sosok-sosok itu datangnya dari diri kita. Dengan kata lain, tak peduli seperti apa dan bagaimana kita bertindak, semuanya dilakukan oleh diri kita sendiri. Karena, ketika kita sudah sampai pada titik di mana kesadaran akan diri muncul, dan kemudian melihat perbuatan dan tingkah laku kita di masa lalu, akan muncul perasaan-perasaan tertentu. Biasanya sih, rasa malu (ini dalam kasus saya).

Terlepas dari bagaimana kita di masa lalu, yang sudah terjadi tidak akan bisa diulang dan diperbaiki. Cukup resapi dan dapatkan pelajaran di dalamnya. Untuk apa? Tentu untuk bekal berjalan ke depan. Maksud saya, sebagai pelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Kalau kamu masih suka nyepam status, twit, ataupun posting yang "memalukan", sebaiknya hentikan sekarang juga! Terutama bagi adik-adik yang masih "polos" dan meresap apa-apa yang didengar seperti spons cuci. Cobalah bayangkan apa yang akan dikatakan oleh dirimu 10 tahun dari sekarang ketika melihat seperti apa dirimu saat ini.


Memang, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Tetapi waktu jauh lebih kejam ketika menyadarkan manusia makna dari kata "berubah". Jadi? Berubahlah dengan niatmu sendiri sebelum waktu yang dengan paksa mengubah dirimu.


http://assets.kompasiana.com/statics/files/14173546392057778080.jpg
pic from kompasiana.com



~ dari sosok yang disadarkan waktu
Share:

Fujoshi, Fudanshi, dan Fantasi | #RandomPost

Sesekali deh nulis yang agak serius, tentang para pecinta BL or GL. Yep, fujoshi fudanshi. Enjoy~

https://kitsunetoneko.files.wordpress.com/2013/04/tumblr_mkimr1dx3k1r5w1wuo1_500.jpg

 "Dih, kok kamu suka banget sih sama begituan?" Randi sedikit mengernyitkan dahi tiap kali temannya yang satu ini membuka situs fanfic. Bukan karena Randi tak suka fanfic, tapi genre yang dia baca : Yaoi.
 
"Aku bosen sama yang straight. Sho-ai atau yaoi lebih dapet 'feels'-nya." Dan, kalimat sakti gadis berkacamata itu kembali terlontar. Membuat Randi bosan mendengarnya dan memutuskan untuk membuka-buka novel yang baru dia pinjam dari perpustakaan kampus.

***

Well, mungkin sebagian dari teman-teman sudah nggak asing dengan beberapa istilah yang ada di kutipan cerita tadi. Tapi pasti ada juga yang belum paham. Yaoi? Sho-ai? Itu apa? Makanan? Atau sejenis obat yang bisa menghilangkan segala penyakit dan wajib ikut seminar ini itu? Tenang, saya bukan agen obat yang sedang mencari korban eh, downline. Yaoi, bersama dengan Yuri, serta Sho-ai adalah sebutan lain dari LGBT. Eh LGBT atau LBGT sih? Ah, itu lho orang-orang yang beberapa waktu lalu berbahagia dan masang foto profil pelangi. Yap, kaum penyuka sesama jenis.

Lalu apa bedanya dengan sebutan Yaoi dan Sho-ai? Cuma beda di bahasa kok. 2 istilah tersebut umum ditemukan di media hiburan berbahasa Jepang. Kalo yang ngetren tentu saja anime dan manga. Hehe, ngeri ya? Buat teman-teman yang suka anime atau manga nggak akan asing dengan istilah itu. Tapi kali ini saya pengin ngobrol tentang orang-orang yang mirip sama cewek temannya Randi. Orang yang suka sama hal-hal yang menyangkut hubungan sejenis, atau biasa disebut fujoshi (cewek) dan fudanshi (cowok).

Sebenarnya, dari makna sebutannya sendiri sudah menunjukkan citra buruk. Kenapa? Karena huruf "fu" dari kata fujoshi dan fudanshi artinya "buruk". Tapi yang lebih disayangkan tentu hobi mereka yang suka nonton anime atau membaca manga, doujin, atau pun fanfict yang bercerita tentang hubungan sesama jenis.

Apakah mereka, fujoshi dan fudanshi, juga termasuk gay dan lesbian? Hm ... orientasi seks mereka belum tentu menyimpang, meski apa mereka tonton atau baca adalah hal-hal yang nggak lazim. Ada beberapa fujoshi yang punya cowok, begitu pula fudanshi. Mereka yang masih normal orientasi seksnya biasanya cuma penikmat yang sekedar suka Yaoi atau Yuri dan memandangnya hanya sebagai "karya". Tapi ada juga yang orientasi seksnya ikutan menyimpang. Namun ada kasus lain yang menyatakan kalau ada fujoshi dan fudanshi yang sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan.

Beberapa teman saya di dunia maya, dan semuanya cewek, adalah fujoshi. Mereka selalu membahas pairing (pemasangan karakter dengan karakter) homo favorit mereka. Pasangan ini lah pasangan itu lah, dan semuanya adalah cowok dengan cowok. Ya, homo. Dan ketika ditanya kenapa suka Yaoi, jawaban mereka hampir mirip dengan jawaban teman cewek Randi.
 
"Bosan sama cerita straight".

Ada pula alasan yang cukup unik, yaitu "awalnya nggak sengaja dan sempat shock tapi akhirnya malah keterusan".

Dan, alasan yang sedikit klise. "Kisah romantis yang pairing-nya straight tuh tai banteng!"
"Bullshit kali mbak."
"Hehe, iya itu. Nah, cerita-ceritany
a tuh terlalu muluk. Ending-nya apalagi. Dih!"
"Kok mbaknya malah curcol? Habis patah hati pasti. Hayo~" Lalu mbaknya ngunyah laptop. Nah, klise kan alasannya? Pake acara curcol, ngunyah laptop pula.

Terlepas dari keanehan (saya kurang suka kata "buruk") hobi mereka, sebenarnya ada fujoshi dan fudanshi yang punya keterampilan tinggi, terutama dalam bidang seni gambar dan seni tulis. Fanart serta doujinshi dengan kualitas gambar dan cerita yang bagus. Juga cerita fanfict dengan kualitas yang tak kalah dari penulis pro. Mereka sebenarnya keren! Meskipun karyanya ... yah begitulah.

Jadi, intinya, bukan cuma kaum LGBT yang butuh pertolongan. Para fujoshi dan fudanshi salah arah pun juga perlu dibantu. Karena, meski rasio khilaf mereka kecil mengingat cewek fujo cenderung suka homo dan cowok fudan sukanya sama lesbi, mereka tetap rentan jadi salah arah kalau masuk ke pergaulan yang salah dan nggak ada yang peduli kepada mereka.
Share:

CHiCO with HoneyWorks - Pride Kakumei Lyric (Romaji+Indonesia)

CHiCO with HoneyWorks - Pride Kakumei (Revolusi Tekad) Gintama° (2015) Opening #2


ROMAJI:

Risou dake wo kuchi ni shiteta kako
Kabe wa doko ni datte tachifusaide
Tesaguri de ikiteku

Akai sora ga kage wo nobasu
Mada sore wa tayorinakute jibunkatte
Tameiki wo kobosu

Chigau hohaba awanai kokyuu demo
Kimi wa massugu ni butsukatte
Soba ni ite kureru

Surechigai miwataseba sou torinokosareteita
“Asu wa mietemasu ka”
Kurayami kakikesu kimi no koe ga kikoeta nda

Yowaku tatte tachimukau nda
Riyuu nara kimi ni moratta
Wakatteru, dakara iku nda yo.
Ima mo kurushikutte mune ga itai yo
Chikara nara kimi ni moratta
Mamorinuku tame ni iku nda yo

Makete bakari mamoru mono mo nai
Sonna jishin nakute shiai houki
Iiwake wo kobosu

Doko kara to naku mimi wo sashita koe
Kimi wa “massugu ni butsukare” tte
Kuyashisou ni nageku

Fureaeba mune no oku ni dosoku de fumikonde
“Asu wa kimi ga kimero”
Kurayami kakikesu kimi no koe wa “naiteita”

Namida nante furiharaunda
Riyuu nara boku ga tsukutta
Wakatteru, dakara iku nda yo
Ima mo kowaku natte ashi ga sukunde
Hontou wa furueterunda
Torimodosu tame ni tatakau yo

“Tachimukau”
“Kowakunai”
“Kimi ga iru”
“Koko ni iru”
“Matte ite”
“Daijoubu”
“Makenai yo”
“Mitometeru”
Saa fumikonde susumunda
Todoku made warae

Koe ni naranai sakebi koe ga
Mune no naka furueterunda
Wakatteru dakara tatakau yo
Ima wa hitori janai mune ga atsui yo
Chikara nara kimi ni moratta

Mamorinuku tame ni tatakau yo
Kimi to mata waratteru

INDONESIA:

Di masa lalu ketika hanya berbicara prinsip
Dinding menghalangi di manapun aku berada
Aku terus hidup sambil meraba-raba

Langit merah pun menggapai bayanganku
Aku masih tak bisa diandalkan dan juga egois
Aku hanya bisa mengeluh

Meski langkah berbeda dan nafas tak seirama
Kau selalu langsung datang menyerangku
Untuk berada di sisiku

Saat pemandangan berlalu, ya, ada hal yang telah tertinggal
"Apakah kau dapat melihat hari esok?"
Aku dapat mendengar suaramu yang tenggelam di kegelapan

Meski pun aku lemah, aku akan bangkit
Karena kau telah memberikan alasannya
Aku mengerti, karena itu aku akan pergi
Sekarang pun, meski sulit dan hati terasa sakit
Namun kau telah memberikanku kekuatan
Demi melindungi dirimu, aku akan pergi

Aku selalu kalah dan tak dapat melindungi apa pun
Hilang percaya diri dan meninggalkan perang ini
Hanya bisa memberikan alasan

Entah darimana ada suara yang melalui telingaku
Kau berkata "seranglah tanpa ragu-ragu"
Dengan suara yang merasa sakit

Saat kita bersentuhan, kau seolah masuk ke dalam hatiku
"Kaulah yang menentukan hari esok"
Suaramu yang tenggelam di kegelapan adalah "menangis"

Aku akan menghapus air mata itu
Karena aku telah memiliki alasannya
Aku mengerti, karena itu aku akan pergi
Sekarang pun, aku takut dan kakiku membeku
Sebenarnya aku pun gemetaran
Demi membawamu kembali, aku akan bertarung

"Bangkit dan hadapi"
"Aku tidak takut"
"Kau ada di sini"
"Aku ada di sini"
"Tunggulah aku"
"Tidak apa-apa"
"Aku takkan kalah"
"Aku yakin"
Ayo melangkah dan terus maju
Tersenyum hingga dapat menggapainya

Meski teriakanku tak mengeluarkan suara
Namun ia terus bergetar di dalam dada
Aku mengerti, karena itu aku bertarung
Sekarang aku tak sendiri, dadaku terasa panas
Karena kau telah memberikanku kekuatan
Demi melindungi dirimu, aku bertarung
Hingga aku dapat tersenyum bersamamu


source : internet
Share:

Meracau -dalam, hingga, karena- Kacau

Samar. Itulah yang saat ini terpampang di depanku. Jalan setapak yang retak di sana-sini pun terlihat enggan menopang langkah kakiku, seolah ingin menjatuhkan tubuhku. Lemah dan terhuyung. Jika saja ada angin kencang, mungkin saja tubuhku tak akan sanggup lagi mencengkeram bumi, juga... tak ada yang akan bisa menolongku sekalipun itu gravitasi. Lemah dan lelah. Tapi tetap saja tak mungkin untuk menyerah, bahkan untuk sekedar istirahat mengendurkan nafas. Beban yang tak seimbang. Kepala yang terlalu penuh. Penat. Pekat tanpa celah.

Sesak dan pengap. Sekali pun jika memang diharuskan terjatuh, aku pun pasrah menerima sakit dan lukanya. Hanya saja aku berharap memiliki kekuatan yang cukup untuk menahannya. Lebih kuat dari sakit dan lukanya ketika terjatuh, agar tubuh dan otakku tidak mati karena kesakitan. Klise. Mati oleh kekuatan rasa sakit sepertinya menyakitkan, ya. Terutama jika penyebabnya hal tak kasat mata juga bila sakit itu hadir tanpa ada luka. Betapa manusia yang kuat bisa begitu lemah di hadapan hal kecil.

Harusnya seperti apa? Otakku tak sanggup lagi menggerakkan otot dan sendi di tubuhku. Apakah karena karena dia dicengkeram sampai tak sanggup lagi menggerakkan otot dan sendi? Atau tubuhku lelah hingga akhirnya berontak menolak perintah otak? Apakah ada yang terjatuh ketika aku tersandung dan jatuh tadi? Gelap rasanya. Menapaki jalan tanpa bergerak, sementara tak ada cukup waktu yang bisa dipakai agar bisa tercapai.

Ah, bahkan tanganku seperti berkehendak sendiri. Meracau di hadapan otak yang tak lagi berkuasa, sekalipun berdaya. Konyol. Nampak lebih menyedihkan dari orang lumpuh. Melihat pun hanya pekat dan samar, lebih dari orang buta. Sementara tak ada seharusnya masalah, tapi tetap terpasung dan terikat. Tak ada. Jika biasanya mataku terasa panas kemudian basah, saat ini sepertinya mata air itu iku-ikut kering, kehilangan suplai. Dan keinginan.

Melihat retakan setapak demi setapak. Sejauh titik tergelap yang terjangkau mata. Merangkak seinci demi seinci, walau sebenarnya tak benar-benar bergerak. Hanya sebatas semu yang ada di dalam pikiran yang tertindih. Sementara meracau mengemukakan kata yang darimana asal datangnya tanpa ada arti juga makna dan rasa. Hanya keanehan dan hampa.
Share:

Sajak Untukmu #2 | For You Who Read This Words


Dear you...

Apa kabarmu hari ini? Baik kah?
Kuharap senyum tersinggung di wajahmu, juga hatimu
Dan jiwamu menderu untuk berlari maju


Jangan lagi mengutuk takdir & waktu

Meski langkahmu kadang tersandung mereka
Syukuri saja pengalaman & pelajaran baru
Meski terselubung, maknanya tetap terhubung



Pandang ke depan... ke titik horison
Lihat jarakmu darinya lalu bergeraklah ke sana
Arungi apa yang terbentang di depan
Hiasi jalan itu dengan berbagai kenangan



Tahun demi tahun dari kini hingga masa depan
Sudah tahu apa yang akan dirimu perbuat nanti?
Berhenti mengucap keluh, sesal, ataupun amarah
Mulai khawatirlah... untukmu dan mimpimu sendiri



Dari tepi jalan yang basah oleh hujan aku duduk
Menyemangatimu dengan sorak walau senyap
Berdoa agar dirimu dibimbing Sang Maha Pembimbing ke sana
Mencapai mimpimu... yang terbaik... untukmu

pic from forums.hummingbird.me


- Nur (@NVRstepback), 23
Share:

Kejenuhan, Kepalsuan, & Ingatan : Tempat Di mana Waktu Membeku

Awal November 2014

Hey... pernahkah kau merasa jenuh dengan apa yang ada di sekelilingmu? Atau... kau jenuh dengan dirimu sendiri? Hahaha... aneh ya. Aku juga sedang merasakannya saat ini. Jika tidak bisa disebut jenuh, mungkin bisa kuubah dengan kata lain. Hampa.

Mataku melihat banyak hal. Telingaku mendengar banyak hal juga. Tapi, meskipun nampak berbeda di luarnya, aku merasa semua hal itu memiliki 1 muatan yg sama. Kebohongan. Well... mungkin tak semuanya. Karena masih bisa sesekali aku merasakan apa yang disebut kejujuran. Entah yang berjubah kebijaksanaan, ataupun yang bersembunyi di dalam kepolosan.

Hahaha... kata terakhir itu cukup menggelikan. Dan cukup sulit dicari wujudnya. Bahkan lebih sulit dari kejujuran itu sendiri. Karena "kepolosan" di masa ini lebih lekat pada kebohongan. Sebagai kedok. Sebuah topeng yang menyembunyikan kebohongan. Apa kau pernah mengetahuinya? Atau justru pernah menghadapinya? Atau... justru dirimu sendiri yang menggunakannya? Pfft...

Sudahlah, jangan terlalu memikirkannya. Karena terlalu melelahkan & hanya membuang waktu. Eh, aku mengatakan waktu? Haaah... sudah banyak waktu yang berlalu. Aku cukup terpuruk jika mengingat-ingat waktu. Ada banyak hal sia-sia terekam di sana. Ya, di dalam waktuku. Errr... mungkin lebih mudah jika kusebut di dalam "ingatan"ku atau juga masa laluku. Menggelikan... sekaligus menyedihkan. Kuharap kau tak memiliki rekam ingatan yang sama "aneh" denganku.

Dan berkat ingatan yang campur aduk itu, aku pun memandang dan memperlakukan dunia serta semua yang ada di hadapanku dengan cara yang berbeda. Mungkin tak istimewa, hanya... berbeda. Memandang baik itu kebaikan dan keburukan ataupun kejujuran dan kebohongan dengan 1 cara : menjauh tak peduli. Atau... bisakah disebut apatis? Entahlah.

Namun pada akhirnya dengan semua hal yang kulihat, kudengar, kupunya, dan kubuang, aku tetap saja melangkah maju. Meskipun apa yang berdiri di depanku tampak palsu dan membuatku jemu. Setidaknya aku tahu, masih ada sedikit tempat di dalam ingatanku yang bisa kuisi dengan sesuatu yang baru.

Lalu... hingga saatnya nanti, aku akan tetap membiarkannya kosong dan jauh dari apapun yang berpijak di dunia. Tetap berada di dalam tempat di mana waktu membeku. Tak bergerak hingga ada kehangatan yang jujur, yang memang berhak untuk menempati celah kosong itu. Celah yang mungkin tak bisa dikatakan berharga, tapi... aku tahu pasti itu akan bermakna.

[-@NVRstepback-]

Tak teraba... bahkan oleh kesepian
Tak terjamah... bahkan oleh kesunyian
Terhenti... waktu yang menunggu
Beku tak berputar... ditahan asa pilu

Share:

Simple (but a bit hard) Things to Do - Act Now!

 

Pernah kepikiran buat nulis hal-hal yang harus dilakuin demi sebuah perubahan. Dan inilah beberapa hal itu... levelnya masih "easy" jadi lumayan gampang buat dilakuin, meskipun sebenernya agak susah karena harus mengubah kebiasaan. Tapi, layak buat dicoba. Karena... "kalo gak ngelakuin apa-apa, maka gak akan ada perubahan apapun yang terjadi" kan? ^^,
  1. Kalo makan gak sambil mainan gadget.
  2. Kalo lagi ngobrol gak boleh sambil utak atik gadget.
  3. Biasain bilang "maaf" kalo nglakuin kesalahan, "tolong" pas minta bantuan, & "terima kasih" pas dikasih sesuatu.
  4. Senyum, jangan manyun, & nyapa pas ketemu sama orang.
  5. Konsisten sama janji & ketetapan yg udah dibuat. Gak ada acara ngeles2an.
  6. Harus berani menghadapi masalah, demi kebaikan. Gak boleh kabur lagi.
  7. Buka hati & pikiran. Udah gak jaman lagi bertingkah cuek & gak pedulian. Speak up!
  8. STOP NGELAKUIN HAL GAK BERGUNA!
 Ready to act?
Share:

A Late Post From A Day of October...




Ketika sebuah koin dengan dua sisi yang berbeda tiba-tiba tersapu angin kencang dan terjatuh di tempat yang jauh. Dan di saat itu juga, sisi-sisi koin itu telah bertukar rupa...

Dear my other side, Z...
Bulan Oktober sudah hampir berusia 10 hari. Tanggal 27 Oktober, atau lebih tepatnya hari di mana 22 tahun lalu aku dilahirkan perlahan mendekat. Entah hal apa saja yang sudah aku lakukan selama itu. Tapi satu yang aku yakini: selalu lebih banyak hal tidak berguna yang menyedihkan daripada hal baik yang membanggakan. Ah, diriku yang memalukan...
Oh iya, 2 hari lagi aku akan mendapatkan kesempatan sidang skripsi. Kupikir sangat terlambat mengingat teman-temanku banyak yang lebih dahulu melakukannya. Dan tentu, mereka mendapatkan hasil yang bagus. Entah aku bisa seperti mereka atau tidak. Otakku seperti hampir lumpuh dengan begitu banyak hal tidak penting yang terus menerus datang. Ingatanku perlahan mulai kehilangan keseimbangan.
Dan kau pasti sudah tahu. Sehari sebelum 27, atau 26 Oktober, akan diadakan sesuatu di kampus. Ya, wisuda. Sesuatu yang sudah dinantikan oleh hampir seluruh mahasiswa terutama mahasiswa yang sudah benar-benar selesai “berjuang” selama masa kuliahnya. Dan salah satunya adalah aku. Aku yang dahulu baru mengenal seperti apa dunia perkuliahan.
Tapi perasaanku perlahan berubah. Dan... sejak beberapa bulan lalu aku kehilangan keinginan untuk merasakan bagaimana memakai baju bernama toga, topi aneh dengan tali menggelantung, dan tentu saja diwisuda. Sejak seseorang yang jarang aku perhatikan tetapi selalu memperhatikanku pergi untuk selamanya.
Hari Jumat, 16 Agustus 2013. Hari ke-2 aku di Solo setelah selama sebulan lebih bermukim di rumah sakit. Tak pernah ada perasaan gelisah sebelumnya. Hari Kamis pun, aku berangkat dari rumah dengan langkah ringan. Dan siapa yang menyangka? Hari itu aku harus berada begitu jauh dari rumah. Hal yang aku sesalkan. Sangat menyesal.
Pukul 7 pagi, handphone-ku berdering. Tanpa ada firasat buruk, aku mengangkat telepon itu. Aku harus pulang. Begitu inti dari panggilan singkat itu. Dan sepersekian detik kemudian, aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Semua berkat suara gemetar menahan tangis di telepon tadi. Menangis? Tidak. Aku berusaha untuk tidak menangis dan aku cukup berhasil melakukannya dari Solo hingga Boyolali.
Tapi entah kenapa pertahananku hancur. Memang takdir air mata adalah untuk jatuh dan mengalir. Semakin dekat aku dengan rumah, semakin dadaku semakin sesak. Dan jantungku pun seolah ditindih oleh beban berat hingga hampir hancur ketika melihat apa yang ada di depan rumahku. Begitu banyak orang. Segera setelah turun dari mobil, air mataku pun pecah. Tanpa menghiraukan orang-orang di sekelilingku, aku berlari menuju ke rumah. Dan... apa yang kudapati? Tubuh kaku yang sudah dibalut kain putih terbujur kaku. Ayah.
Ah... dan setelah itu, sepertinya dunia berjalan ke arah yang berlawanan dengan sebelumnya. Mimpi dan tujuanku. Janji dan keinginanku. Semua itu perlahan memudar dari dalam kepalaku. Berganti dengan kekosongan dan kehampaan yang menyebalkan. Emosiku menguap. Membuatku tak tahu harus bagaimana. Apa yang harus aku rasakan? Sedihkah? Bahagiakah? Marah? Apa yang harus aku lakukan? Tertawa? Menangis? Tersenyum? Entah.
Sudah tak ada lagi “melakukan sesuatu dengan sepenuh hati” atau “berjuang dengan penuh semangat”. Yang ada kini hanya kepalsuan. Ya, KEPALSUAN. Senyum palsu, tawa palsu, air mata palsu, ketulusan palsu, dan semangat yang palsu. Aku menjadi seseorang yang lain. Seseorang yang sangat menyedihkan. Lebih menyedihkan dari sampah yang tak bisa didaur ulang dan akhirnya membusuk. Jauh lebih menyedihkan dari keputusasaan. Haha, sial.
Kembali ke 26. Wisuda. Sebuah perayaan keberhasilan menuntaskan kewajiban. Seseorang berkata padaku bahwa wisuda adalah sebuah kebanggaan. Cih, aku tahu itu. Bagaimana seorang anak yang telah menyelesaikan kuliah dan dinyatakan lulus akan begitu bangga ketika diwisuda. Terlebih ketika dia disaksikan oleh orang-orang yang dia sayangi. Orang-orang yang selalu mendukungnya. Ayah, Ibu, kakak, dan adik...
Aku sudah tak berminat dengan wisuda. Yang paling penting bagiku adalah segera lulus, mendapatkan ijazah, dan pergi. Tapi tentu aku tidak ingin menjadi seorang yang kurang ajar pada orang-orang di sekelilingku yang tak henti-hentinya mendukungku. Pimpinan, dosen, teman, dan sahabat. Meskipun harus berpura-pura, akhirnya aku bisa menapakkan satu kakiku di tangga keajaiban. Dan... itu artinya keajaiban itu adalah keajaiban yang tak nyata, atau lebih tepatnya keajaiban yang palsu.
Wisuda, perayaan, dan kebanggaan. Apa definisi dari kebanggaan? Apa kau tahu, Z? Tolong beri tahu aku! Lalu, apakah kebanggaan dan egoisme punya hubungan?
Ibuku pernah bertanya jauh hari, ketika kesempatanku wisuda tak ada. Apakah aku akan merasa menyesal bila tak ikut wisuda? Begitu kira-kira. Dan hatiku tertusuk. Sakit. Kenapa seperti itu? Kenapa? Padahal sebenarnya, aku sama sekali tak menginginkan wisuda itu. AKU INGIN WISUDA ITU ADALAH UNTUK AYAH DAN IBU! Agar beliau berdua bisa melihat, bahwa apa yang sudah mereka perjuangkan dengan susah payah tidak sia-sia dan membuahkan hasil. Seorang anak kurus dengan rambut acak-acakan yang memperolah gelar sarjana. Yang dengan senyum tulus akan melambaikan tangannya ke arah mereka. Dan mereka akan membalas lambaian itu dengan senyum yang indah. Lebih indah dari hal paling indah yang pernah ada di dunia ini.
Tapi apa jadinya jika semua itu akhirnya tak bisa terjadi? Ayah... aku gagal memberikan sesuatu yang bermakna baginya. Ibu... aku gagal menjadi seseorang yang tangguh seperti yang diharapkannya. Adik... aku gagal menjadi seorang kakak yang seharusnya memberikan contoh baik untuknya.
Jadi, Z... tunjukkan padaku bagaimana caranya menjadi kuat. Langkah yang harus aku ambil untuk menjadi tangguh. Z, tolong!

Dan kau tahu? Tak selamanya alter ego memiliki sifat baik sama sepertimu. Ada kalanya dia adalah kumpulan dari seluruh kegelapan hati yang kau tahan dan berkumpul menjadi satu. Menunggu waktu untuk menguasaimu...
Share:

#RandomPost - N.U.M.B. | 2 Agustus 2013

img of cesnightmare.wordpress.com


Wonderful evening... =]
Baru bisa apdet posting di blog ini, gegara banyak kesibukan di dunia nyata (tsaaahh.. soksibuk! Pffft). Cerpennya kapan2 dulu yak, cerbungnya juga. Ini ada coret2an random yang super random.. Yuk cusss... =]

Aku masih berdiri dalam diam
Mataku pun masih menatap nanar redup cahaya
Pelan.. Nafasku berebaur dengan udara
Terdengar begitu keras kesunyian yang bersuara
Lidahku masih pula kelu tak mampu berkata

Sekelebat ingatan menarik pandangku
Perlahan menyeret aku.. Tenggelam
Namun terlalu gelap dan apapun tak bisa terlihat
Terlalu sepi, melebihi milikku sendiri
Terlalu sesak, hingga nafasku semakin terdesak

Datang lagi ingatan kembali merenggutku
Dan membubungkan aku.. Jauh tinggi
Menembus tabir langit, menuju bintang cahaya
Indah,namun terlalu terang dan menyilaukan
Tak sanggup aku.. Hampir buta mataku karenanya

Dan aku pun kembali ke sini
Tempat di mana sep adalah kekasih
Di mana alunan musikku adalah sunyi
Dan temaram.. Tempat pandangku bersemayam

Begitu nyaman... Ah, kehampaan

###


Butuh komeng, kripik, sarang... =]
Share:

#RandomPost - RANDOMIZED | 22 Juni 2013



NVRstepback. Selamat menikmati akhir pekan semuanya... Lagi pengen nulis. Tapi ya cuma singkat aja. Jangan diketawain yaa~ :))


Angin berhembus mendaki hari ini
Baskara tersenyum menghempas dingin udara
Hujan tak muncul bersembunyi di balik awan
Dan aku? Ah.. Masih berdiam di sini

Masih berkutat dengan ceceran kata
Masih tersumpal ucapan ranum diksi
Masih menatap gambar abstrak kita
Abstrak?  Haha.. Absurd lebih tepatnya

Dan tetap saja aku menatapnya
Menuliskan majas dan diksi dalam kepala
Meskipun tersimpan dan terbaca
Oleh mereka yang ada di luar sana

Jadi, untuk apa aku menulis?
Pffft.. Dan baru sadar aku ternyata
Semua kebodohan ini terlanjur tertulis
Terangkai, tersusun, terjalin, dan terhubung

Ah, sudahlah...
Tetap saja aku seperti ini
Menikmati seluruh apa yang ada
Menangkap dan menulis tanda yang ada di seputar dunia

###
Share:

#RandomPost - #GettingSick | 20 Mei 2013



NVRstepback. Sore ini terasa sangat dingin karena hujan tak henti-hentinya mengguyur bumi yang sudah menggigil. Harapan untuk dapat menikmati hangat sinar mentari pun harus bersabar hingga esok, karena tak senja yang terhalang mendung sudah hadir menjemput mentari untuk pulang. Jadi beginilah sore ini.. Dingin, gelap, dan basah! Hahahaha...

Ah, ya baru saja kepalaku tadi sedikit ringan selepas menghabiskan sepiring nasi yang ditemani daun pepaya serta gorengan bakwan di kantin. Perutku pun sudah lebih enakan setelah mendapat asupan teh hangat. Wait! Teh hangat? Oh God.. Jangan sampai ini pertanda penurunan daya tahan tubuh, dan akhirnya nanti aku harus sakit. Karena teh hangat adalah satu tanda yang cukup jitu, untuk memberitahukanku kalau aku 'akan' sakit. AAARRGHH!

Mataku pun juga dari tadi mual. Ah! Maaf, aku ngelantur.. Haha. Mataku pun juga dari tadi sudah berdenyut menahan radiasi lemah dari LCD laptopku. Dan denyutan itu sepertinya juga direspon oleh perut dengan mengirimkan sinyal rasa mual ke otakku. Wow! Hampir saja tadi aku muntah ketika pergi ke kamar kecil. Dan hampir saja muntah ketika melaksanakan sholat. Sakit memang menyebalkan! >_<

Tapi.. Sudahlah, toh dengan nanti tidur lebih awal pasti besok pagi aku sudah sehat seperti biasanya. Bisa beraktivitas menjalankan rutinitas di kampus. Namun kalau seandainya belum sehat, itu berarti aku harus menghabiskan waktu seharian terkapar di kamar kost.  'Menghindar' dari cengkeraman pekerjaan yang menjemukan. Hahahaha... Sakit memang nikmat yang terselubung sepertinya.

Err... Yang jelas apapun yang terjadi besok, aku lebih memilih sehat daripada harus sakit dan terkapar. Karena tentunya ketika aku sehat, akan lebih banyak manfaat yang bisa aku dapatkan & juga aku berikan untuk orang lain.


__ NVRstepback __
Share:

#RandomPost - #MorningShockChallenge | 19 Maret 2013


NVRstepback. Hari ini, Selasa 19 Maret 2013, emang biasa aja sih gak ada yang spesial. Oh iya, tadi pagi lumayan spesial ding.. Kenapa? Karena ada kakak Taylor Swift di posting baru kali ini.. [apa hubungannyahhh?!!]. Gini... Abis melakukan sebuah tantangan yang gue dapet dari akun @yeahmahasiswa di twitter. Emang sih tuh tantangan nongol kalo gak salah pas hari sabtu. Tapi ya gakpapa dong kalo baru tadi dijalanin. Tantangan apakah ituuu??

Tantangannya adalah... Tet tot tet toteeettt....... Gak tau juga namanya apa.. Ahahaha. Tapi karena sebuah ide, gue kasih nama aja tuh tantangan #MorningShockChallenge hihihihi. Keren ya namanya, kayak yang bikin nama. :p
Isi tantangannya : "Kirim sms berisi 'Good morning, have a nice day' ke semua kontak di ponselmu. Dan lihat apa yang akan terjadi."

Yak, dan akhirnya gue lakuin deh tuh #MorningShockChallenge. Ternyata hebat! Impact-nya bener-bener keren. Gak tau sih gimana impact-nya buat orang yang dapet tuh sms 'ngasal'. Tapi yang pasti, impact yang gue dapet setelah baca balesan dari orang yang gue kirimin sms. Semangat selalu naik dan naik setiap kali mbaca sms balesan yang nongol di hp. Uwaahh... Sesuatu banget deh :D

Ibaratnya, kita berbagi 1 kebaikan & ada banyak kebaikan yang balik ke kita. Keren top markotop pokoknya. Silakan aja dicoba. Dijamin gak bakal nyesel. Gak ada ruginya buang bonus buat berbagi semangat kebaikan. Gimana? Tertantang buat nyoba??

Sekali lagi...

#MorningShockChallenge
Kirim SMS ~> "Good Morning, Have a Nice Day! :D" Di pagi kamu membuka mata ke semua kontak di ponselmu. Dan lihat keajaiban apa yang akan terjadi.
Share:

#RandomPost - #RangkaiAbstrak | 26 Februari 2013


NVRstepback. Hari yang sangat-sangat sepi. Hati sepi? Udah biasa buat gue. Kesepian? Yah, udah akrab banget sih jadinya ya tetep enjoy. :D Lagi males nulis banyak-banyak, yaudah nih ada sedikit coretan. Coretan apa? Coretan #SelfMotivation buat gue sendiri.

Yang mau baca, silakaaan... :)


#RandomPost #RangkaiAbstrak

Mendung terpampang di ujung langit..
Surya gemetar gentar tak bersinar..
Bumi pun dingin gelap tanpa cahaya..

Aneh dan mengerikan..
Terjebak dalam gelap tanpa ada pelita..
Ayun langkah cita-cita pun terhenti..

Hidup hampa sayup bergemuruh..
Menengadah menatap hamparan hitam..
Kelam melebihi temaram kegelapan..

Namun jangan menyerah..
Selalu ada cahaya dari dalam lubuk gelap..
Tetap percaya pada asa dan harapan hati manusia..
Dan pula selalu ada Tuhan di sana..
Berjuang gapai cita demi yang tercinta.... '.')9

@NVRstepback


Ps.. Jangan pernah menyerah untuk meraih apa yang jadi mimpi dan cita-cita loe. Dedikasikan apa yang loe perjuangkan buat orang-orang yang loe sayangi, yaitu keluarga. Dengan begitu, gak akan ada kata 'nyerah' buat terus berjuang... Ganbare yo!! b(^.^)d

Feb 26th '13

Share:

#RandomPost - #KalaMalam | 25 Februari 2013


NVRstepback. Pengen posting blog ini, tapi sayangnya cerpen baru belom selesai. HIHI. Yah, nulis #RandomPost ajalah kalo gitu. Tapi nulis apaan ya? Ada yang punya ide gak buat tulisan baru di blog ini? Yah, gak ada yang punya ide ya? Yaudah deh. Gak usah nulis aja. Eh, tapi sayang dong kan udah buka dasbor mobil, #ehmaap, dasbor blogger maksudnyah =D Mari nulis asal2an ajaaaa.. MUAHAHAHAHA

Lusa, tepatnya hari Rabu tanggal 27 Februari <~ tagihan kost. #plakkk bukan! Tanggal 27 Februari diajak temen-temen. Bang Andy, bang Sabdo, sama bang Agung buat ngisi pensi di SMK Negeri 1 Boyolali <~ sekolah paling kecee. #PokPok :D. Nah lo, ada perasaan kalo ini cuma becanda, eh ternyata mereka ciyusss. OK, akhirnya dengan berat, ikut deh jadi bagian teriak-teriak (baca: vokal -red). Sip, besok Selasa latian terakhir.

Dan cuma 1 harapan gue. Semoga kalo seumpama jadi ngisi pensi dan jadi teriak-teriak (baca:nyanyi -red), orang-orang yang pada denger gak jadi sakit telinganya terus jadi budegg.. Aamiin.

Yaudah ah, nulis puisi aja yokkk... HIHI

#KalaMalam

Aku duduk diam sendirian..
Sentuhanmu lembut namun tanpa kehangatan..
Kulihat sekilas senyummu tapi justru menyesakkan..

Tertidur diselimuti angan kosong..
Buih-buih mimpi terbang merongrong..
Entah apa maksudnya, tapi hanya kiasan kosong..

Malam perlahan pudar..
Bintang terbakar dan lenyap..
Ternyata sang fajar datang lebih cepat..

Di mana harapanku kini bergantung?
Di langit? Bukan..
Di sisi sang fajar? Tak bisa..
Di mana?? Aku mulai lelah bertanya...

Ah, sudahlah....
Mungkin ini adalah jalanku..
Menanti kilau senja, bercerita dengan malam, bersembunyi dari baskara..
Jalanku.. Bukan jalanmu.. Bukan jalan orang lain.. Tapi, JALANKU.....

Share:

NEGATIVE THINKING, Apaan sih ituh???


NVRstepback. Eh, kok judulnya kayak gitu sih? Mungkin ada yg bertanya-tanya kayak gitu. (kalo ada sih ya..). OK, pengen cuap-cuap aja sih tentang fenomena yang paling mainstream di kalangan masyarakat, yaitu fenomena 'Negative Thinking'. Jadi yaa.. Gak ada salahnya dong? Betull??

'Negative Thinking' adalah pola pikir yang condong mengarah ke arah negatif, bukan positif. Memang, ada sedikit manfaat dari pola pikir ini. Ingat, cuma SEDIKIT. Yaitu, bisa menghindari sesuatu yang dianggap membahayakan. Okesih kalo emang sekedar antisipasi. Nah, kalo pada akhirnya 'Negative Thinking' jadi mengakar dan jadi pola pikir yang permanen, gimana dong? Cuma satu kata: BAHAYA.

'Negative Thinking' punya efek negatif, kayak namanya, ke segala arah. Gak cuma ke si thinker (orang dengan pola pikir negatif -red.) tapi juga ke orang-orang di sekitarnya. Contohnya nih, kalo si thinker lagi kenal sama orang. Terus, dia berpikiran negatif sama orang yang baru dia kenal. Di dalam kepalanya cuma ada 'jangan-jangan nih orang gini..' 'jangan-jangan nih orang gitu..' bisa berabe tuh. Gak jadi punya kenalan baru malah bisa aja dapet musuh baru.

Kalo menjalin hubungan khusus (baca: pacaran). Juga bisa bikin runyam level dewa nih 'Negative Thinking'. Umpamanya nih ya, pacar kamu lagi pergi sama temen-temennya nonton bareng pertandingan bola di salah satu rumah temennya. Nah, kamu jadi 'Negative Thinking' deh mikir yang enggak-enggak tentang pacar kamu. Kalo dia gini lah, kalo dia gitu lah. Itu tuh, salah satu akar dari sebuah perpecahan sebuah hubungan. OK lah kalo pacar kamu bisa ngertiin dan maafin kekhilafan kamu. Tapi gimana kalo dia jadi marah? Endingnya ---> Loe Gue End a.k.a. PUTUS.. Galau deh....

'Negative Thinking' itu musuh. Iya, MUSUH! Gak percaya? Gini deh, kita pikir bego-bego'an aja kalo gitu. Err... Gimana ya? Eng... Ah pusing ah, jadi bego beneran nanti. Yang jelas 'Negative Thinking' itu MUSUH yang harus dihindari. Jangan dideketin, karena bisa bikin diri kamu jadi manusia 'Negative'. Nahlo, emang mau diliat orang dengan pandangan negatif? Gak mau kan? Yaudah, jangan 'Negative Thinking' makanya..


Yaudah sih, jangan suka 'Negative Thinking'. Cuma nyiksa batin. Padahal nih ya, karo dirunut, pelaku 'Negative Thinking' tuh sebenernya nyiksa dirinya sendiri lho. Ga percaya? Yaudah sih kalo gak percaya. Pikir aja sendiri. Males juga ngejelasinnya.. HIHIHIHI

Udah ah nulisnya, lagi males nulis nih. Ada yang mau komen? Tuh di kotak komentar di bawah. Weitsss, bukan di bawah meja, tapi di bawah posting ini.. (-____-")

Dadahhh fans NVRstepback yang kece-keceee ....
Share:

#RandomPost - #LoneWolf | 7 Februari 2013

OK, hari ini mau ngisi halaman depan blog NVRstepback.blogspot.com supaya gak sepi kayak kuburan. Tapi bukan cerpen lho yaa... Trus apa dong?? Puisi aja lah, ato apalah nanti terserah temen2 yang nyebutnya apaan. Kenapa puisi?? Yaaa terserah gue dong, yang bikin kan gue... MUIHIHI

Pengen tau alasannya kenapa puisi? Ya gak tau juga sih, lagi suka nyepik terus nulis puisi.. Aneh? Gak kok biasa aja.. Nah, daripada ribut dan bikin kabur definisi puisi, gue kasih aja deh Part puisi nama #RandomPost. OK? Udah ah, kelamaan ngobrol... NYOHHH!!!!

#LoneWolf
Aku berjalan dalam kegamangan malam...
Aku mencari seutas cahaya sebagai genggaman..
Ya.. Karena aku.. Aku buta arah...

Jalan kelam ini menyesakkan imajinasiku..
Jalan kelam ini menghempaskan semangatku..
Ya.. Jalan ini.. Jalan kepergianmu...

Ke mana aku harus pergi? Tanyaku..
Tapi malam hanya tersenyum..
Tapi bintang hanya berkedip..
Tapi bulan hanya terdiam..

Aku seperti serigala...
Lolonganku tertelan pekat malam..
Disambut bias aurora yang melangkah pelan..

Aku melangkah....
Tanpa arah...Tanpa kata... Tanpa suara... Senyap... Hening.....

http://www.audiosparksforart.com/cries%20of%20the%20night/cries%20of%20the%20night-howling%20wolf-wolf%20pictures-animal%20art-silhouette%20art-digital%20art.jpg 
[0702'13]
Share:

#RandomPost - #DearSenja | 1 Februari 2013

NVRstepback.blogspot.com - Udah gagal nulis beberapa bulan & akhirnya cuma bisa posting video2 konyol dari akun youtube. Pengen sih bisa nglanjutin cerbung Between The Skyline-nya, tapi apa daya nggak ada inspirasi. Mau nulis cerpen baru juga sama aja nggak ada inspirasi. Eh eh eh, belum ding maksudnya.. Siapa tau ntar tiba-tiba nongol tuh si inspirasi.. Muehehe ^^,

Sebenernya sih ada satu penyebab yang lumayan berpengaruh bikin mood sama inspirasi jadi tenggelam (cielahbahasanyalebeh). Yaitu... SKRIPSI *nelenludah*. Maap deh ya, ngucap satu kata itu butuh hormon adrenalin hampir 80% dari total yang ada di dalem tubuh (busseett!).

Nah, gara-gara 'itu' (SKRIPSI -red) akhirnya kepala ane kebentur dah bingung mau ngegali inspirasi buat nulis cerpen yang merupakan passion ane (cielahbahasanyatinggibeud) ato inspirasi buat nulis.. Ehem.. SKRIPSI *nelenludah* itu yang merupakan wayout dari belenggu yang sekarang bener-bener bikin ane under huge pressure. Belenggu apaan? Udah ah, itu udah masuk wilayah privasi ane.. HIHI :p

Usaha? Udah sih. Beberapa minggu lalu ngelanjutin Between The Skyline-nya tapi tetep aja mentok dan akhirnya gagal posting... T_____T. Akhirnya yaaa belajar narsis dah, ngrekam video konyol > aplod ke akun yutup > diposting ke blog, supaya blog nggak sepi dan akhirnya jadi sarang laba-laba.

Ampun dah, semoga aja bulan Februari paling enggak bisa posting 1 ato 2 cerita. Entah itu lanjutannya Between The Skyline ato crita baru. Yang penting harus bisa posting! TITIK! *galakdikit*. Trus juga target Oktober harus dapet status 'LULUS' dan bisa 'WISUDA'. Target lulusnya... Errr... Juni deh Juni. Ganbatte! Cemungudd!! Hwaiting!!! Cayyooo!!!!

Udah ah, nggak jadi posting lagi hari ini. Mau nulis posting malah isinya cuma curhat gaje. Oiya, udah senja... Nyepikin senja dulu ah... *senyumtulus*


#DearSenja

Aku tau kau lelah menanti hari berakhir..
Aku tau kau lelah menanti baskara di pangkuanmu..
Aku tau kau lelah menahan tangis pilu hujan..
Aku tau kau lelah menahan deru sendu angin..

Tapi ketahuilah....
Kau sangat indah dengan mata redupmu..
Kau sangat cantik dengan senyum sederhanamu..
Kau sangat menawan dengan rona jinggamu..

Dan aku sangat menyukaimu.....
Karena meski hadirmu hanya sekejap..
Karena meski melihatmu hanya sesaat..
Kesan indahmu selalu tertahan di dinding jiwaku..
Kesan indahmu selalu mengisi rongga sepi hatiku..
Senja... Kau sangat indah :)

http://farm7.staticflickr.com/6115/6245405388_da485040a8_z.jpg 
[0102'13]
Share: