Cerita lama. Mungkin udah banyak yang baca. Tapi daripada nganggur di dalem harddisk, mendingan di post di sini aja. Yaudah daripada kelamaan, silakan dibacaa... ^^,
TRUTH, LIE, & SECRET
Udara
malam makin terasa dingin. Namun Tara, Choky, Gea, dan Riska masih asyik duduk
bersama di dekat api unggun. Malam ini mereka sedang mengadakan kemah untuk
mengisi liburan semester mereka. Meskipun hanya berempat, suasana terasa sangat
ramai. Dari ngobrol, bercerita, bahkan bernyanyi bersama sudah mereka lakukan.
Lama – lama, mereka pun merasa jenuh. Tiba – tiba Choky mendapatkan sebuah ide
menarik.
“Eh
guys, gue ada ide nih. Biar ngantuk ilang.” Celetuk Choky. Hal ini pun membuat
yang lain penasaran.
“Ide
apaan Chok? Tapi jangan yang aneh – aneh lho. Haha” Tanya Tara setengah
meledek.
“Ya
elah, loe suka ngeledek gue Tar. Ya nggak lah. Gimana nih, pada mau tahu
nggak?” jawab Choky.
“Emmm.
Emang apaan sih Chok? Jadi penasaran nih.” Timpal Riska.
“Iya.
Tapi awas ya, kalo nggak asyik.” Gea menambahi.
“Oke
lah. Loe gimana Tar?” Tanya Choky ke Tara.
“Iya
deh iya. Gue mau tahu. Seberapa asyik sih ide loe.” Jawab Tara.
“Oke,
gimana kalo malam ini, kita buka – bukaan nyeritain rahasia? Berani nggak?”
Choky pun melontarkan idenya. Mendengarnya, Tara, Gea, dan Riska setengah
terkejut. Beberapa kali mereka menoleh ke satu sama lain.
“Kok
buka – bukaan rahasia sih? Nggak ada yang lain?” Tanya Tara. Mendengarnya,
Choky langsung tersenyum.
“Ya,
ini kan sekedar ide biar kita nggak jenuh.” Jawab Choky ringan.
“Terus
maksudnya apaan?” Tanya Tara lagi.
“Maksudnya,
ya biar kita bisa sharing, cerita sebuah rahasia yang selama ini kita pendam
dalam hati. Biar bisa ngerasa plong. Kita kan udah sahabatan sejak lama. Jadi,
nggak ada salahnya kan buka rahasia ke sahabat sendiri. Gimana?” jawab Choky.
“Wuih…
asyik banget ide loe. Gue ikut deh.” Jawab Gea dengan penuh semangat.
“Gue
juga deh. Kayaknya bakal seru nih.” Riska pun juga ikut.
“Oke,
gue layanin deh. Yuk mulai.” Tara pun akhirnya mau ikut.
“Sip.
Karena kalian udah pada mau, sekarang kita mulai. Dari siapa dulu nih?” Tanya
Choky.
“Eh
gimana kalo diundi aja?” kata Riska sambil melihat sekeliling. Dia pun
mengambil sebuah botol kecap yang sudah kosong. “Pake ini nih.” Lanjut Riska.
“Semua
siap?” Tanya Riska. Semuanya hanya mengangguk. Terlihat raut serius dari wajah
mereka.
Tampaknya
akan terjadi hal menarik. Riska pun memutar botol itu di tengah – tengah mereka
berempat yang duduk melingkar. Botol berputar dengan cepat, tapi perlahan
melambat dan terus melambat. Dan botol pun berhenti. Ujung botol itu mengarah
ke Choky. Tara, Gea, dan Riska pun menghela nafas lega.
“Nah,
giliran pertama loe, Chok. Ayo, rahasia apaan yang bakal loe buka ke kita.”
Tantang Tara.
“Oke,
karena gue dapet giliran pertama, gue bakal langsung ke intinya.” Kata Choky.
Choky pun menghela nafas panjang. Dia sempat memejamkan mata sejenak sebelum
kemudian melanjutkan ceritanya. Ketiga sahabatnya pun memperhatikan dengan
penuh seksama.
“Gue
pernah ngelari’in duit kuliah yang dikasih sama nyokap gue.” Choky pun memulai
ceritanya.
“Wah,
gila loe. Nyokap loe kan tinggal sendirian sama loe. Tega banget. Sih.” Gea
berkomentar.
“Iya,
emang buat apaan, Chok? Jangan bilang kalo tu duit loe pake buat beli drugs.”
Tara pun ikut menyampaikan komentar.
“Ya
nggak lah. Gila kali gue mau make barang kayak gituan.” Sanggah Choky.
“Terus
tu duit loe pake buat apa dong?” Tanya Riska.
“Ya,
kalian semua tau kan kalo gue tu penggila game. Nah, tu duit gue pake buat beli
game – game yang baru keluar. Tapi akhirnya, gue nyesel juga karena udah
ngelakuin hal itu.” Terang Choky sambil setengah menunduk.
“Ya
udah lah. Kalo loe nyesel. Berarti, loe harus janji kalo loe nggak bakal make
duit kuliah loe buat hal yang nggak perlu. Oke?” kata Riska menyemangati Choky.
Tara dan Gea pun mengangguk membenarkan kata – kata Riska.
“Thanks
ya guys. Gue janji, gue nggak bakal ngelakuin hal itu lagi. Kapok deh
pokoknya.” Jawab Choky sambil tersenyum.
“Oke,
sekarang kita lanjut lagi. Kata Choky yang kemudian memutar botol itu.
“Loe
bener, Tar. Sebenernya, duit itu gue pake buat beli drugs. Gue sempet kejebak
sama benda laknat itu. Tapi, karena ada kalian gue akhirnya sembuh dan berhenti
jadi pemake. Dan gue janji, gue nggak bakal terjerumus lagi ke jurang itu. Demi
kalian, sahabat – sahabat terbaik gue.” Bisik Choky dalam hati sambil tersenyum bahagia.
Botol
pun kembali berputar. Mereka berempat kembali terdiam, menunggu giliran siapa
selanjutnya. Secara perlahan, botol pun melambat, melambat, dan melambat. Dan
berhenti. Gea yang mendapat giliran selanjutnya.
“Nah,
sekarang giliran loe, Gea.” Kata Choky. Tara dan Riska mengelus dada mereka.
Gea terlihat agak kebingungan.
“Ayo,
Gea. Waktunya buka rahasia.” Goda Tara.
“Mmmm..
rahasia apa ya. Eng, oke deh.” Kata Gea. Gea menarik nafas panjang.
“Oke,
gue bakal ngomongin rahasia gue. Rahasia yang mungkin memalukan.” Kata Gea
memulai ceritanya. Tara, Riska, dan Choky pun mengernyitkan dahi.
“Memalukan?
Emang apaan?” Tanya Riska.
“Iya.
Gue pernah nge-date sama cowok yang udah punya cewek. Dan ceweknya cowok itu
temen kuliah gue.” Terang Gea.
“Gila.
Berani banget loe. Trus, cewek itu tahu nggak?” Tanya Choky. Gea menggelengkan
kepalanya.
“Ceweknya
nggak tahu. Ya, sebenernya gue ngerasa bersalah juga sih. Tapi, mau gimana
lagi. Gue nggak bisa tahan perasaan gue tiap ketemu sama tu cowok. Dianya juga
kasih respon positif ke gue.” Kata Gea.
“Wah,
kalo jadi tu cewek, udah marah sampe ubun – ubun gue. Hahaha” kata Riska.
“Trus,
hubungan loe sama tu cowok?” giliran Tara yang bertanya.
“Nggak
tahu lah, guys. Sekarang gue lagi ngejauh dari dia. Kalo emang tu cowok emang
bener - bener serius sama gue, mungkin bakal lanjut.” Jawab Gea.
“Emang
tu cowok siapa sih?” Tanya RIska.
“Eng,
ada lah. Kalo untuk yang satu itu gue nggak bisa kasih tahu. Sorry.”
Jawab Gea sambil tersenyum.
“Huuu.
Masih jadi rahasia dong. Ah, Gea nggak asyik nih.” Kata Choky. Gea hanya
tersenyum mendengar perkataan Choky.
“Sorry
banget, ya Riska. Sebenarnya, cowok yang gue maksud tu Anton, cowok loe. Dan
cewek itu adalah loe Riska. Sorry banget kalo gue udah nusuk loe dari belakang.
Tapi, gue nggak mau sampe loe tahu, karena gue nggak mau loe marah sama gue,
karena loe adalah sahabat dekat gue sejak dulu.” kata Gea dalam hati, sambil melirik
Riska yang sedang ngobrol dengan Choky dan Tara.
“Ya
udah lah. Sekarang tinggal gue sama si Tara nih yang belum. Karena tinggal kita
berdua, gue duluan aja deh.” Kata Riska.
“Wow,
beneran nih Ris?” Tanya Tara.
“Iya,
nggak papa kok.” Jawab Riska sambil tersenyum.
“Sip
lah. Yuk, segera kita mulai. Hehe.” Kata Choky.
“Rahasia
yang bakal gue certain ini tentang gue dan Anton.” Kata Riska.
“Hah?
Loe sama Anton? Ada apa, Ris?” Tanya Gea.
“Iya,
ternyata perasaan gue ke Anton tu semu.” Jawab Riska.
“Semu?
Maksudnya apaan?” Tanya Tara. Riska menghela nafas.
“Iya,
perasaan gue ke Anton selama ini cuma sesaat. Gue ngerasa kalo Anton nggak bisa
ngisi hati gue. Hati gue masih diisi sama seseorang dari masa lalu gue.” Jawab
Riska yang kemudian menunduk.
“Terus,
si ‘seseorang’ itu gimana? Nggak loe kejar?” sekarang Choky yang bertanya.
“Sekarang
dia udah punya cewek. Dan gue nggak pengen ngerusak hubungan dia sama ceweknya,
meskipun sampe sekarang gue masih ngarepin dia.” Jawab Riska.
“Terus,
si Anton mau loe apain?” Tara bertanya lagi.
“Gue
bakal putusin dia. Toh, nggak ada gunanya pacaran sama orang yang nggak gue
suka. Daripada dia terluka setelah tahu perasaan gue yang sebenarnya.” Jawab
Riska. Gea terlihat agak kaget mendengar jawaban Riska.
“Ada
apa, Gea? Kok loe kaget gitu?” Tanya Riska ke Gea.
“Eng,
nggak kok. Gue kaget aja, kan kalian berdua udah mesra banget.” Jawab Gea agak
kelabakan. Tapi, di dalam hatinya, dia merasa senang karena Riska ternyata
tidak menyukai Anton.
“Oh,
mungkin Anton bukan jodoh gue, Gea.” Kata Riska sambil tersenyum ke Gea.
“Gea,
gue tau kok loe udah lama banget suka sama Anton. Tapi karena ada gue, akhirnya
loe gagal deket sama dia. Dan kalo emang yang loe ceritain tadi adalah Anton
dan gue, gue rela kok. Semoga kalian bisa segera jadian dan saling menjaga satu
sama lain.” Kata
Riska dalam hati sambil tersenyum melihat Gea.
“Terus,
‘seseorang dari masa lalu’ loe tu siapa, Ris?” Tanya Tara penasaran.
Mendengar
pertanyaan Tara, Riska tak menjawabnya. Dia hanya melempar senyum ke Tara
sebagai jawaban.
“Rahasia
lagi, nih?” tiba – tiba Choky bersuara. Riska pun tersenyum.
“Yaah.
Riska nggak asyik. Tapi Ris, kayaknya gue tahu deh siapa ‘seseorang dari masa
lalu’ itu.” Kata Choky sambil melirik ke arah Tara.
“Ah,
apaan sih loe, Chok. Ngaco aja.” Kata Riska sambil menepuk pundak Choky.
“Tapi,
loe bener, Choky. ‘seseorang dari masa lalu’ itu emang Tara. Udah sekian lama
gue gonta – ganti cowok buat ngelupain si Tara, tapi gue tetep nggak bisa
ngilangin dia dari hati gue. Gue pengen banget bisa sama – sama dia lagi, lebih
dari sekedar sahabat. Tapi, gue sadar kalo sekarang Tara udah sama Jessica.
Sosok cewek yang sempurna banget buat cowok kayak Tara. Jadi, mungkin perasaan
gue bakal terpendam selamanya di hati gue.” Kata Riska dalam hatinya.
“Udah
udah. Sekarang giliran gue kan buat cerita?” kata Tara. Riska, Choky, dan Gea
pun diam.
“Oke,
sekarang gue bakal ceritain rahasia gue. Tentang hubungan gue sama Jessica.”
Kata Tara memulai ceritanya.
“Loe
sama Jessica ada apa, Tar?” Tanya Choky penasaran.
“Gue
udah putus sama Jessica, Chok.” Jawab Tara.
Choky,
Gea, dan Riska yang mendengar jawaban Tara pun sontak kaget. Tara putus dengan
Jessica, padahal mereka sudah cukup lama menjalin hubungan. Tapi, mungkin yang
paling kaget adalah Riska. Dalam hati Riska, kini muncul harapan untuk bisa
bersama Tara seperti yang dia inginkan.
“Berarti
sekarang loe ngejomblo, gitu?” Tanya Choky lagi.
“Iya,
Choky.” Jawab Tara tenang.
“Ada
kesempatan nih, Ris. Hahaha” Goda Choky ke Riska sambil berbisik. Mendengarnya,
Riska hanya tersenyum malu.
“Tapi,
Tar. Kok loe bisa putus sama Jessica sih? Dia kan cewek yang baik banget?”
Tanya Riska.
“Jessica
emang cewek yang sempurna. Pokoknya, dia tu cewek idaman para cowok. Tapi,
apalah artinya cewek idaman kalo hati nggak mendukung. Gue nggak pernah bener –
bener suka sama Jessica.” Jawab Tara.
“Terus,
buat apa loe macarin Jessica kalo loe nggak suka sama Jessica?” Tanya Gea.
“Buat
status doang. Gue kira perlahan – lahan gue bakal bisa suka beneran sama si
Jessica. Tapi, kenyataannya lain. Gue nggak pernah bisa suka sama Jessica,
betapapun baiknya dia ke gue. Akhirnya gue putusin dia. Sebelum semuanya
terlambat.” Jawab Tara.
“Terlambat
gimana maksud loe?” Tanya Gea lagi.
“Sebelum
Jessica tahu kalo ada cewek lain di hati gue.” Jawab Tara sambil melihat ke
arah Riska. Tanpa disadari, Riska pun melirik ke arah Tara. Tara pun sempat
gelagapan, tapi akhirnya bisa mengendalikan dirinya lagi.
“Emang,
cewek itu siapa sih, Tar? Kalo boleh tahu?” Tanya Choky sambil menyenggol
Riska.
“Dia
temen deket gue.” Jawab Tara sambil tertunduk malu.
“Temen
deket? Siapa Tar? Apa yang loe maksud gue?” Tanya Riska dalam hati. Dia ingin melontarkan
pertanyaan itu, tapi dia tak punya cukup keberanian untuk menanyakannya. Dia
hanya bisa memandangi Tara yang ada di hadapannya.
“Tar,
sebutin namanya dong. Penasaran nih gue. Tadi si Gea sama si Riska udah
rahasia. Masa loe juga mau rahasia’in sih.” Kata Choky memohon ke Tara.
Mendengar permohonan Choky itu, Tara hanya tersenyum.
“Iya,
nih Tar. Kasih tau kita kenapa sih. Siapa tahu kita kenal.” Gea ikut bertanya.
“Tanpa
harus gue kasih tahu, kalian nantinya bakal tahu siapa yang gue maksud.” Jawab
Tara sambil memandang ke arah Riska.
Tatapan
mata Tara bertemu dengan tatapan mata Riska yang dari tadi melihat ke arah
Tara. Tampaknya, karena hal itu Tara dan Riska terlihat gelagapan tak mampu
mengendalikan diri. Mereka pun jadi salah tingkah. Gea dan Choky yang melihat
hal ini pun akhirnya tahu. Mereka pun hanya tersenyum.
“Tambah
dingin aja ya.” Celetuk Tara sambil membenarkan jaket yang dipakainya.
“Bikin
kopi aja yuk, pasti anget.” Kata Gea.
“Yuk.
Gue ambil kopinya dulu.” Kata Choky yang kemudian pergi ke tenda mengambil
beberapa sachet kopi instan.
“Tara,
aku bikinin ya.” Kata Riska menawari Tara.
“Eh,
iya deh Riska.” Jawab Tara sambil tersenyum ke Riska.
“Ciee..
ciee.. mesranya.” Kata Choky dan Gea kompak. Riska dan Tara pun hanya tersipu
malu.
Malam
ini makin terasa dingin menusuk tulang. Namun, hal itu tidak dirasakan oleh
Tara, Choky, Gea, dan Riska. Di hati mereka kini yang ada hanyalah rasa lega
karena telah menuturkan sebuah rahasia yang telah mereka pendam. Ya, meskipun
masih ada rahasia besar dibaliknya yang tak ingin mereka sampaikan dan tetap
mereka simpan sebagai rahasia. Tapi, itu sudah cukup membuat beban di dalam
hati mereka sirna. Karena terkadang, rahasia harus tetap menjadi rahasia hingga
rahasia itu sendiri yang muncul dan menampakkan dirinya.
[ENDED]