Pic from somewhere around net |
Ini cerpen repost-an. Pernah baca di mana yya? Lupa sih.. Yaudah terus aku tulis ulang aja di sini. Credit to Original Writer...
Terlarang...
Saudara kembar
adalah pasangan yang diciptakan oleh Tuhan untuk selalu bersama, tetapi tak
bisa saling memiliki. Ada hal
terlarang bernama cinta yang menghalanginya. Mereka dapat saling mencintai
antara satu dengan yang lain sebagai saudara. Tapi tidak sebagai individu. Apabila ada rasa cinta yang muncul, maka cinta itu tak akan pernah
bisa bersatu. Sungguh sebuah ironi yang begitu tragis dan menyedihkan.
Venus dan Mars
adalah kakak beradik. Mereka adalah saudara kembar. Wajah mereka sangat mirip.
Venus yang begitu cantik dengan rambut panjang, dan senyumnya yang anggun. Dan
juga Mars yang begitu tampan dan gagah, dengan wajah cerianya. Ke manapun, dan
apapun mereka lakukan bersama. Sekolah di sekolah yang sama, merayakan ulang
tahun di hari yang sama. Mereka pun saling menyayangi satu sama lain.
Di hari ulang
taun mereka yang ke – 17. Ada yang berbeda dari Venus. Dia masih berada di
dalam kamarnya, padahal acara ulang tahun akan segera dimulai. Ada sesuatu yang
masih mengusik hati dan pikirannya. Dia masih termenung di depan cermin sambil
terus memandang lekat-lekat wajahnya. Perlahan, air matanya menetes.
Tiba-tiba pintu
kamarnya terbuka. Venus kaget. Belum sempat dia menyeka air matanya. Ternyata
Mars yang masuk. Melihat kakak yang paling dia sayangi menangis, membuatnya
khawatir.
“Kakak
menangis?” Tanya Mars kepada Venus.
“Enggak kok
Mars. Mata kakak tadi kemasukan debu.” Jawab Venus sambil berusaha menyeka air
matanya.
“Kakak, tolong
jangan bohong sama Mars. Mars tahu kalau kakak itu habis nangis. Mars tahu
banget bagaimana kakak.” Kata Mars.
Venus hanya
tersenyum. Sebuah senyum kecil yang dia munculkan untuk menutupi kegundahan
hatinya yang begitu besar.
“Yuk kita
keluar. Acaranya udah mau mulai.” Ajak Venus ke Mars.
Dengan langkah
enggan karena kakaknya tak mau menjawab pertanyaan, Mars mengikuti langkah
Venus. Tiba-tiba dia sudah berada di samping Venus dan menggandeng tangan
Venus. Sontak Venus kaget. Dia kemudian melepaskan gandengan tangan Mars
kemudian berlari menjauh. Langkah Mars pun terhenti. Dia bingung dengan apa
yang sebenarnya terjadi.
“Kak Venus kenapa ya?” gumam Mars kemudian segera pergi ke ruang utama.
Suasana ruang utama yang memang dipersiapkan sebagai tempat pesta terlihat
nampak indah. Ada cukup banyak tamu yang hadir. Meskipun awalnya enggan,
akhirnya Venus pun mau datang dan menyalami tamu yang hadir.
“Untung kakak mau nongol. Bisa dimarahi Papa dan Mama aku kalau kakak tidak
ada.” Bisik Mars ke Venus.
“Sudahlah, nikmati aja pestanya.” Ujar Venus singkat.
“Dasar kak Venus judes.” Mars mendengus kesal.
Acara pesta ulang tahun berlangsung lancar. Tak ada kendala apapun yang
terjadi, sehingga semua yang ada di situ dapat berbahagia bersama. Tapi tidak
dengan Venus yang masih saja tidak bisa menikmati pesta yang seharusnya dia
nikmati, karena ini adalah pesta ulang tahunnya.
“Venus sayang, kamu kenapa nak?” tanya Mama kepada putrinya.
“Venus gakpapa kok Ma.” Jawab Venus sambil berusaha tersenyum.
“Ya sudah. Sana temui teman-temanmu. Ajak mereka menikmati hidangan.” Kata
Mama. Venus pun tersenyum kemudian berlari ke tempat teman-temannya berkumpul.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba matanya tertuju ke arah Mars yang nampak
sedang asyik bersenda gurau dengan seorang gadis. Langkah Venus pun terhenti.
Dia menghela nafas panjang kemudian segera melanjutkan langkahnya. Hatinya
semakin gundah.
***
Acara pesta semalam sama sekali tak membekaskan rasa bahagia di benak
Venus. Hari ini, di sekolah dia lebih banyak melamun di dalam kelas. Tadi pagi
saja dia buru-buru berangkat lebih dulu, tidak berangkat bersama Papa dan Mars.
Jam istirahat. Venus memutuskan untuk pergi ke ruang perpustakaan untuk
membaca. Dia berjalan sendiri melewati koridor yang ramai dengan siswa-siswi
lain. Tiba-tiba dari belakang ada tangan yang memegang pundaknya sehingga Venus
pun menghentikan langkah kakinya. Saat menoleh, ternyata yang memegang
pundaknya adalah..
“Kakak mau ke mana?” tanya Mars dengan senyum cerianya.
“Eh, kamu Mars. Eng.. Kakak mau ke perpustakaan.” Jawab Venus.
“Yes, kebetulan. Yuk barengan kak. Aku juga mau ke sana.” Kata Mars. Tanpa
menunggu persetujuan dari Venus, Mars langsung meraih lengan Venus kemudian
berjalan. Venus yang kaget pun hanya mengikuti Mars.
Sesampainya di perpustakaan, mereka mencari buku. Mars, setelah mendapat
buku yang dicarinya segera duduk dan membuka buku tersebut. Dia baru membaca
bagian pendahuluan ketika dia lihat kakaknya sudah berada di depan petugas
perpustakaan untuk mendaftarkan buku untuk dipinjam. Setelah selesai, Venus pun
segera keluar. Mars pun mengernyitkan dahinya. Ditutupnya buku tersebut
kemudian mengejar Venus. Namun sesampainya di luar, Mars tidak dapat menemukan
Venus.
“Kak Venus kenapa sih? Dari semalem aneh banget.” Gumam Mars. Dia pun
berjalan menuju kelasnya.
“Mars.” Panggil seseorang. Mars pun menoleh dan nampak seorang gadis
berambut ikal tersenyum ke arahnya.
“Hai Farah.” Mars pun berjalan ke arah gadis bernama Farah tersebut. Nampak
Farah pun tersenyum melihat Mars berjalan mendekatinya.
“Ada apa?” tanya Mars. Farah tak menjawab pertanyaan Mars, langsung menarik
tangan Mars dan membawanya pergi.
***
Di tempat lain, Venus sedang asyik membaca buku yang baru saja dia pinjam.
Tapi tiba-tiba dia ingat pada Mars yang dia tinggalkan di perpustakaan tadi.
Perlahan-lahan, muncul rasa bersalah dalam hati Venus karena terlalu jahat pada
Mars, adiknya sendiri. Dia pun menutup bukunya kemudian kembali ke
perpustakaan.
Tapi di perpustakaan, Mars tak ada. Venus pun mulai cemas. Dia pergi ke
kelas adiknya, tapi sosok Mars juga tak ada. Venus pun bergegas menuju ke
kantin. Siapa tahu Mars ada di sana. Langkah kaki Venus semakin cepat, tapi
tiba-tiba saja terhenti ketika dia melihat seorang yang mirip Mars sedang
bersama seorang gadis. Karena tidak yakin apakah itu adalah Mars atau bukan,
Venus pun mendekat perlahan.
Mata Venus terbelalak karena itu adalah Mars. Dan dia sedang berciuman
mesra dengan seorang gadis. Venus tak sanggup menahan dirinya lagi. Air matanya
pun mulai mengalir. Bukunya terjatuh dan menimbulkan bunyi yang cukup keras.
Sontak Mars dan Farah pun kaget dan menoleh ke arah suara tersebut. Mars
tercekat melihat Venus, kakaknya menangis.
“Kakak.” Kata Mars kemudian berjalan mendekati Venus. Tapi baru beberapa
langkah, Venus bergegas berlari.
“Kak! Kak Venus!!” teriak Mars kemudian berlari mengejar Venus.
Venus berhenti di belakang gedung olahraga. Air matanya mengalir deras. Dia
menyandarkan tubuhnya yang goyah di tembok. Hatinya seakan terkoyak melihat
Mars begitu mesra tadi. Dan kini dia pun semakin yakin bahwa dia jatuh cinta
kepada Mars, adiknya. Bukan cinta sebagai seorang kakak, tapi cinta seorang
wanita kepada lelaki. Dan semakin dia menutupinya, rasa itu justru tumbuh dan berkembang
semakin kuat. Hatinya semakin hancur dan hancur. Rasa cinta yang selama ini
berusaha dia ingkari justru hidup layaknya virus. Tapi akhirnya ada seorang
bernama Farah yang muncul di antara dia dan Mars.
Mata Venus menatap nanar ke sekelilingnya. Dia pun melihat pecahan botol
softdrink yang ada di dekatnya. Otaknya tak lagi bisa berpikir jernih.
Diraihnya pecahan botol itu dan langsung dia sayatkan ke pergelangan tangannya,
tepatnya ke pembuluh nadinya.
“Mars, maafkan kakak.” Ucap Venus lirih diikuti darah yang mulai memancar
dari pergelangan tangan Venus.
Pandangan mata Venus semakin kabur ketika dilihatnya dari kejauhan ada
seorang berlari ke arahnya. Dia tak bisa mengenali wajah orang itu karena rasa
lemah yang mulai merasuk sekujur tubuhnya. Namun setelah dekat, dia bisa tahu
bahwa orang itu adalah Mars. Venus pun tersenyum getir karena dia tak bisa
menghindar lagi dari Mars.
“Kak! Kak Venus! Kakak!!” teriak Mars. Air matanya pun mengalir, kemudian
dia mengangkat Venus yang sudah tak sadarkan diri dan membawanya pergi dari
situ.
***
***
***
Di sebuah ruangan di sebuah rumah sakit yang cukup ternama, seorang pasien
sedang berusaha ditenangkan oleh beberapa suster. Namun pasien itu tak juga
tenang dan masih saja berteriak-teriak dan menangis.
“Aduh, bagaimana ini?” kata seorang suster panik.
“Bagaimana kalau kita panggil dokter Adit.” Kata suster yang lain memberi
usul. Kemudian dia berlari ke luar kamar tersebut.
Tak berapa lama suster itu sudah kembali dengan seorang dokter muda yang
tampan dan gagah. Dengan langkah perlahan, dokter Adit berjalan mendekati
pasien tersebut kemudian memeluknya. Dan pasien itu berangsur tenang. Dengan
cekatan, dokter Adit menyuntikkan obat penenang ke pasien itu.
“Dokter. Saya tidak ingin bertemu dia lagi. Saya takut.” Ujar pasien itu
lirih.
“Tenang, kamu aman bersama saya sekarang.” Kata dokter Adit kemudian
mengangkat pasien itu dengan kedua tangannya dan membawanya keluar kamar.
Suster-suster yang ada di situ pun terheran-heran melihat pemandangan itu.
“Eh, dokter Adit kok kalo pasien yang itu tadi kok aneh ya?” tanya seorang
suster
“Iya, aku juga heran. Mereka sangat serasi seperti sepasang kekasih.
Apalagi dokter Adit sepertinya sangat sayang pada pasien itu.” Timpal suster
yang lain.
“Hey, apa kalian belum tahu? Pasien itu adalah Venus Ariana, kakak dari
dokter Mars Aditya. Jadi wajar dia memperlakukannya seperti itu." Kata suster
lain menjelaskan. Mereka pun mengangguk.
Dan cinta terlarang yang tumbuh di antara saudara kembar tak akan membuat
mereka bersatu sebagai pasangan. Apabila dipaksakan, akan ada tragedi yang
muncul dan kemudian merenggut salah satu jiwa yang dilanda cinta terlarang itu.
Mars dan Venus. Cinta mereka yang terlarang tumbuh, tapi akhirnya harus sirna
karena ada Bumi di antara mereka. Dan pada akhirnya, garis takdir itu kembali
menegaskan bahwa mereka hanyalah dua bersaudara. Bukanlah sepasang pecinta.
Ended(?)