Belum Saatnya | Flash Fiction

from alicekat.com


Belum Saatnya

 Mata gadis itu menatap tajam sosok yang ada di hadapannya. Seolah sebuah pisau bedah, tatapan itu menusuk jauh dan membelah dalam setiap senti rasa takut milik orang yang saat ini dipandangnya.

"Ini. Kukembalikan." Tangan gadis itu terulur ke depan. Menyerahkan sesuatu yang ada di telapak tangannya yang terbuka di depan dada pemuda itu.

"Kenapa? Bukankah aku sudah katakan padamu kalau kau bisa membuangnya jika tak mau?" Dari suara tegasnya, si pemuda nampak berusaha melawan ketakutan akibat tatapan tajam gadis yang berdiri 2 meter di depannya.

Gadis itu meraih tangan si pemuda. Lalu memberikan benda yang ada di tangannya kepada si pemuda itu. "Aku tak tega jika membuangnya. Benda ini terlalu indah jika harus dibuang. Lagi pula, kau lebih membutuhkannya daripada aku."

Pemuda itu terdiam. Matanya beralih ke benda yang memancarkan kilatan warna merah di tangannya. Matanya sembab.

"Maaf."

"Kau tidak salah, kak. Apa yang terjadi padaku adalah akibat dari tindakanku sendiri. Jika kau terlibat di dalamnya, aku tahu, itu karena kau sangat peduli padaku. Semua yang sudah kaulakukan bagiku sudah cukup untuk membuatku yakin. Sekarang, aku ingin membalasnya." Gadis itu menggenggam tangan si pemuda. Membimbingnya ke dada pemuda yang kini tak bisa lagi menahan panas di matanya.

Pandangan mereka saling beradu. Kali ini tatapan tajam itu mulai meredup, beralih menjadi tatapan teduh. Dalam satu kedipan, tangan si gadis bergerak menusuk dada si pemuda yang kemudian mengerang kesakitan. Perlahan kemudian, pemuda itu tumbang.

"Belum saatnya kau ada di sini, kak," ujar lirih gadis itu setelah melempar tubuh si pemuda ke dalam pusaran hitam. "Kau harus tetap hidup."


~ fin
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Abis baca, jangan segan2 buat kasih komentarnya ya guys.. Supaya post selanjutnya bisa lebih bagus. Terimakasih... ^^,