Selamat Hari Ibu, Para Perempuan Indonesia

Mothers-love-their-children-animals-20186514-619-480trtrtrtrtrtrtrtr
"Mamah Singa dan Anak Unyunya. Pic from vidbugs.com


Hari ini, 52 tahun yang lalu, Presiden Soekarno di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn. 1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928, meresmikan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. Tanggal ini dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Sering berjalannya waktu, makna dari perayaan Hari Ibu Nasional mulai bergeser menjadi menyatakan rasa cinta terhadap kaum Ibu. Hm ....

Jadi dulu, sekitar tahun 1928, atau tepatnya tanggal 22-25 Desember, para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra mengadakan Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta. Lokasi tepatnya bertempat di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta. Salah satu hasil Kongres tersebut adalah dibentuknya Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Sementara penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu baru diputuskan pada Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938.

Karena faktor situasi dan kondisi, di mana pada awalnya ketika Indonesia masih dalam proses memerdekakan diri, para wanita pun juga ikut berjuang. Dengan menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan, para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa,dan masih banyak lagi.

Sementara di era ini, para pejuang perempuan pun masih banyak bahkan bisa dibilang semakin berkembang. Yang berbeda adalah cara mereka berjuang. Jika sebelumnya bertujuan untuk kemerdekaan bangsa serta kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan, maka di masa sekarang, mereka berjuang untuk memberikan kontribusi pada lingkungan sekitarnya. Menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekelilingnya agar terus berusaha dan berjuang demi kehidupan yang lebih baik.

Ee ...  nggak mau ngetik banyak-banyak, sih. Dan emang nggak bisa ngetik banyak-banyak juga. Terlepas dari debat kusir orang-orang (yang pengen dibilang) intelek tentang makna Hari Ibu VS Hari Perempuan, saya juga pengen bilang satu hal. Dude, what's the difference? Emak kau juga perempuan, kan? Apa mentang-mentang nggak semua perempuan bisa jadi seorang ibu? Stop the nonsense! Just show how you love the women you really love the way you are. Mereka lebih layak mendapatkannya daripada cuma dijadiin bahan perdebatan yang jauh nggak lebih bermanfaat dari debat Setya Novanto soal hasil penyadapan yang nggak valid karena diambil tanpa izin.

Last but not least, selamat Hari Ibu, selamat Hari Perempuan untuk seluruh Ibu Super dan calon Ibu Super di seluruh Indonesia. Spesialnya ya buat my Super Mom yang saat ini sedang berada jauh di luar kota. Harapanku, semoga aku tak lagi menjadi kekhawatiran beliau di masa depan, sehingga setiap hari bisa menjadi "Hari Ibu" bagi beliau.

Mamak & Brother
Tak lupa juga, sosok Ibu yang selalu ada buatku di SMK dulu. Ibunda Sri Lestari, S. Pd dan juga Ibunda Sri Mulyani, S. Kom. Beliau berdua selalu menepuk punggungku ketika terasa lesu. Membuatku bisa melanjutkan pendidikan ketika aku sendiri kehilangan harapan karena terpaksa harus menghentikan impian. Membuatku bisa mengecap nikmatnya kelulusan yang bahkan sama sekali tak bisa kubayangkan. They're the best!

https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/t31.0-8/1397426_10201679793589279_750590699_o.jpg?efg=eyJpIjoiYiJ9
Another 'Super Moms'!

Dan satu lagi, untuk kamu ... yang .... Heh ... jari-jariku masih belum mau mengetik kata-katanya. Tapi suatu saat nanti akan kuberitahu. Oiya, tak ada fotomu. Boleh aku minta satu? =|

Lalu, bagaimana kamu merayakan Hari Ibu?
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Abis baca, jangan segan2 buat kasih komentarnya ya guys.. Supaya post selanjutnya bisa lebih bagus. Terimakasih... ^^,