29 Desember 2013
Mendung yang sejak malam
menggantung sama sekali belum berpaling dari atap langit. Hawa dingin pun
semakin dan semakin menyeruak mengisi setiap inchi ruangan yang sedang
ditempati oleh seorang pemuda bernama Kenzo. Tapi dia sama sekali tak
menggubris keadaan di sekitarnya dan terus saja berkutat dengan game online MMORPG
berjudul “Skyland Online” yang ada di hadapannya. Ya, sebuah Event spesial bertajuk
“Xmas to NYE” yang diadakan oleh penyelenggara game online tersebut sedang membius Kenzo untuk menyelesaikannya.
Tapi sudah beberapa hari sejak memulainya, Kenzo mengalami kesulitan
menyelesaikannya.
“AAAHH! Mana sih warp buat masuk
ke ruangan boss-nya?!” teriak Kenzo saking frustasinya. Orang tua dan adiknya
sedang pergi sehingga dia bebas melakukan apa yang ingin dia lakukan, termasuk
berteriak-teriak.
Saat berniat kembali ke dalam
game online, alunan musik ONE OK ROCK mengalun dari ponselnya tanda ada
panggilan. Awalnya Kenzo malas menjawab panggilan itu, tapi akhirnya dia
beralih dari hadapan komputer kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di
tempat tidur. Ternyata panggilan dengan nama kontak Yoga.
“Halo.” Jawab Kenzo jutek.
“Eh, Kenzo. Bisa gak sih kalo gak
usah jutek gitu.” Kata suara Yoga di balik telepon yang terdengar tidak terima
dengan sikap Kenzo tersebut.
“Iya, iya sorry. Ada apaan?
Tumben telpon gue.” Kata Kenzo masih dengan nada jutek.
“Tanggal 31 ntar ngumpul bareng
anak-anak SMK dulu yuk. Itung-itung reunian gitu. Dateng ya. Di lapangan
pancasila kok. Deket sama rumah loe.” Kata Yoga.
“Males gue Ga. Event game gue
belum kelar nih. Lagian juga Event puncaknya tanggal 31. Jadi gak bisa, sorry.”
Ujar Kenzo yang sudah duduk lagi di depan komputer bersiap melanjutkan
game-nya.
“Yaelah, Zo sekali-kali dateng
lah. Game terus yang loe urusin. Eh, tau gak? Si Alyssa juga bakalan dateng
lho. Gue denger dari Ira, kalo Alyssa udah balik dari Aussie.” Terang Yoga.
Kenzo terdiam sejenak berusaha mengingat sosok pemilik nama tersebut, Alyssa.
“Oh, si sipit itu? Terus apa
hubungannya dia balik dari Aussie sama gue?” tanya Kenzo.
“Kenzo, Kenzo. Gak usah malu lah.
Anak-anak juga udah tau kalo loe tuh suka sama Alyssa. Dateng ya, kesempatan
langka nih. Masa iya sih perasaan loe mau loe simpen selama 5 tahun tanpa mau
loe ungkapin ke Alyssa?” Yoga berusaha
merayu Kenzo.
“Kalo gue bilang enggak ya gak.”
Kata Kenzo lalu menutup telepon.
Kenzo pun segera masuk lagi ke
dalam game dan melanjutkan Event. Pikirannya pun kembali masuk ke dalam avatar
dalam game tersebut dan mulai berjalan menjelajah kembali. Tiba-tiba ada
permintaan untuk party dari avatar
milik pemain lain.
“Request party? Siapa nih?” Kenzo pun mengecek request tersebut dan
menangkap sebuah username, ‘Black_Sakura’.
“Aduh, jam segini baru nongol.”
Kenzo pun menerima request tersebut. Setelah party terbentuk, Kenzo pun
mengirim sebuah pesan ke ‘Black_Sakura’ melalui kolom Chat.
Krosseuz :
lama banget, jam segini baru on.
Black_Sakura : maaf maaf, tadi koneksi internetnya baru dibenerin.
Krosseuz :
yaudah, yuk lanjutin Event-nya. Gue udah sampe di area terakhir, tapi belom
bisa nemuin warp buat masuk ke ruangan boss.
Black_Sakura : sip. ^^
Avatar milik Kenzo, Krosseuz dan
avatar orang tersebut, Black_Sakura pun mulai menjelajah dunia virtual
tersebut. Tak seperti beberapa menit tadi, kini Kenzo bisa sedikit tersenyum
karena beban mengalahkan monster terbagi dengan Black_Sakura. Dan setelah
melewati berbagai dungeon dan monster, mereka sampai di area terakhir. Kenzo
pun kembali mengirim pesan.
Krosseuz :
ini area terakhirnya, tapi warp buat masuk ruangan boss gak gue temuin.
Black_Sakura : hahaha, yaiyalah gak ketemu. Bentar.
Kenzo tak membalas chat tersebut.
Dia masih bingung dengan perkataan Black_Sakura. Tiba-tiba saja Black_Sakura
mengirimkan sebuah item kepada Kenzo.
Black_Sakura : harus pake
item ini. Udah, pasang di equip.
Krosseuz :
aduuh, baru tau gue. Hahaha.
Black_Sakura :
makanya jangan asal ikut Event tanpa baca penjelasan.
Krosseuz : iya iya, gue yg salah.
Krosseuz dan Black_Sakura pun
mengaktifkan item tersebut dan warp untuk masuk ruangan boss pun akhirnya
muncul. Mereka berdua segera masuk dan bersiap mengalahkan boss di yang ada di
hadapan mereka.
Krosseuz :
yoss! Babat!
Black_Sakura : yuk!
Dan begitulah aktivitas Kenzo,
selalu saja game, game, dan game. Apalagi ketika liburan seperti saat ini.
Waktunya akan habis hanya dengan bermain game. Hal itu pun mempengaruhi
interaksi Kenzo dengan dunia luar. Kenzo lebih suka bergaul dengan “teman” dari
dunia virtual tersebut. Berinteraksi menggunakan avatar game dengan avatar game
milik pemain lain, bergabung dengan guild atau perkumpulan khusus di dalam game
yang berisi para pemain. Dan salah satu pemain yang paling dia percaya adalah
Black_Sakura. Avatar dengan job Blader berkostum hitam yang dia kenal sejak 2
tahun lalu ketika dia mulai bermain game “Skyland Online”. Akibat dari itu
semua, dia pun kurang memiliki teman di dunia nyata. Satu-satunya teman yang
dia miliki adalah Yoga.
***
30 Desember 2013
“Zo! Kenzo!” teriak seseorang.
Kenzo pun menghentikan langkah kakinya lalu menoleh.
“Oh, loe Ga. Ada apaan?” tanya
Kenzo.
“Huh...huh... bareng dong.” Jawab
Yoga yang masih ngos-ngosan karena mengejar Kenzo.
“Iya.” Kata Kenzo singkat lalu
kembali berjalan tanpa menghiraukan Yoga yang masih kelelahan.
“Tungguin lah. Eh, loe dari mana?
Tumben keluar rumah.” Tanya Yoga.
“Dari minimart, beli makanan.”
Jawab Kenzo singkat.
“Zo, loe yakin gak mau dateng ke
acara besok?” tanya Yoga yang masih berharap agar Kenzo berubah pikiran dan mau
datang.
“Yoga, gue kan udah bilang Event
puncak game gue tuh tanggal 31, jadi gak mungkin gue bisa dateng.” Jawab Kenzo.
Yoga menghentikan langkahnya.
“Kenzo, gue minta sebagai sahabat
loe, tolong loe bisa dateng. Bukan bermaksud apa-apa, gue cuma pengen loe balik
kayak dulu. Berinteraksi sama temen-temen di dunia nyata, bukan di dunia game.
Loe hidup di dunia nyata, Zo bukan dunia game.” Kata Yoga. Mendengar kata-kata
Yoga tersebut, Kenzo pun menghentikan langkahnya dan berbalik lalu menatap
teduh Yoga sambil tersenyum. Yoga terkejut melihat Kenzo
“Makasih Ga, loe udah perhatian
banget sama gue. Dan selalu anggap gue sebagai sahabat loe. Gue juga anggap loe
sebagai sahabat gue, kok. Selama ini gue berharap semua orang di dunia ini kayak
loe Ga, bisa ngertiin gue dan gak nge-judge gue seenaknya.” Kenzo menghentikan
kata-katanya.
“Makanya, Zo. Gue yakin loe
baik-baik aja nanti.” Ujar Yoga sambil berjalan mendekati Kenzo.
“Loe inget gak kejadian pas kelas
3 SMK? Waktu gue dijauhin gara-gara ngusulin projek pembuatan game pas mata
diklat desain program? Loe inget gak gimana reaksi anak-anak yang menghina dan
nge-judge projek dan rancangan game gue seenaknya?” pertanyaan demi pertanyaan
retorik muncul dari mulut Kenzo yang membuat Yoga terdiam.
“Sakit banget, Ga. Gak masalah
kalo cuma gue yang dihina, tapi kalo projek dan rancangan game gue, hal yang
gue cintai sejak kecil, gue gak bisa terima. Mereka gak berhak atas itu semua.”
Terang Kenzo kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan Yoga.
“Terus kenapa sekarang loe cuma
ngurung diri dan ngehabisin waktu buat main game, Zo! Kenapa projek itu gak loe
lanjutin! Itu sama aja loe cuma seorang pengecut yang kalah sebelum berperang
cuma karena hujatan orang! Kenzo yang gue kenal bukan orang yang kayak gitu!”
teriak Yoga kemudian berlari ke arah yang berlawanan dengan Kenzo. Kenzo sendiri
pun akhirnya berhenti dan terdiam setelah mendengar suara lantang Yoga.
Dia berjalan dengan menampung
semua kata-kata yang diucapkan oleh Yoga. Dia mengaduk semua pengalaman pahit
yang dia alami, kata dan hinaan yang pernah dia terima, dan kenyataan tentang
dirinya yang sekarang. Senyuman getir tersungging di wajahnya. Senyum tanda
bahwa semua yang dikatakan oleh Yoga benar adanya bahwa dia hanyalah seorang
pengecut yang kalah bahkan sebelum perang dimulai.
“Loe selalu tau tentang gue, Ga.”
Bisik Kenzo.
***
Seperti biasa, Kenzo sudah duduk
di hadapan komputernya dan berkelana di dalam “Skyland Online” dengan avatar
Krosseuz-nya. Tapi tak seperti biasanya, dia nampak tak bersemangat dan
beberapa kali harus terkena serangan yang seharusnya tak perlu dari monster.
Pikirannya masih dicengkeram oleh kata-kata Yoga beberapa jam lalu. Dan
lamunannya pun buyar ketika nada notifikasi pesan di kolom chat terdengar.
Ternyata pesan dari Black_Sakura.
Black_Sakura : yo. AFK ya?
Krosseuz :
eh, sorry. Otak gue yg AFK. Hehe
Black_Sakura : haha dasar. Ada apa?
Krosseuz :
lg galau nih gue.
Black_Sakura : galau? Hmm... pasti masalah pacar.
Krosseuz :
heh! Bukan lah, ini masalah lain.
Black_Sakura : trus?
Krosseuz :
menurut loe, apa yg hrus gue lakuin klo ada orang yg menghujat & menghina
mimpi gue?
Black_Sakura : lawan mereka lah. Mau ngapain lg?
Krosseuz :
caranya?
Black_Sakura : ya tunjukin ke mereka klo mimpi yg loe punya itu bisa jadi
nyata. Bungkam mereka dgn keberhasilan loe. Gampang kan?
Krosseuz :
ngomongnya gampang.
Black_Sakura : iya, gue tau. Memperjuangkan mimpi emang susah, tapi bakalan
lebih susah lagi klo loe akhirnya harus nyesel karena gak nglakuin sesuatu yg
seharusnya bisa loe lakuin.
Black_Sakura :
waktu gak bisa diputar ulang.
Kenzo pun tercekat membaca kata
demi kata yang disampaikan oleh Black_Sakura. Ada sedikit rasa sesal di dalam
dadanya yang muncul karena dirinya begitu mudah menyerah dan berhenti
memperjuangkan mimpinya bahkan sebelum mulai melangkah, mimpi tentang hal yang
sangat dia cinta sejak dulu.
Krosseuz :
mksh ya, loe emg hebat. =]
Black_Sakura : hahaha,
gue gak sehebat itu. Gue cuma gak mau ada orang lain yg ngalamin hal yg sama
kayak gue. Nyesel karena gak memperjuangkan hal yg seharusnya diperjuangkan.
Krosseuz :
mksd loe?
Black_Sakura : aduh
duh, gue malah gantian curhat. Gue pamit dlu ya mau off, ada urusan di dunia
nyata. Bye.
Krosseuz :
yo.
Setelah avatar Black_Sakura
menghilang pertanda dia sudah logout, Kenzo pun ikut logout dan mulai
mengobrak-abrik isi tumpukan kardus yang ada di sudut kamarnya. Kardusnya cukup
berdebu dan isinya yang berupa buku dan kertas juga sudah cukup kotor karena
debu. Dan setelah beberapa saat mencari, akhirnya dia menemukan kumpulan kertas
yang sudah terklip menjadi satu oleh klip kertas hitam.
“Ini dia.” Ujar Kenzo sambil
tersenyum.
Kenzo mulai membuka
lembaran-lembaran tersebut. Kadang dia tersenyum, kadang dia mengernyitkan dahi
membaca tulisan dan grafik serta gambar yang dia gambar beberapa tahun yang
lalu. Kertasnya sudah mulai berubah warna dan tinta bekas goresan penanya sudah
agak hilang karena termakan waktu. Lembaran berisi rancangan game yang sempat
dia buat namun akhirnya hanya teronggok begitu saja karena ketakutannya
sendiri.
Setelah membersihkannya, dia
membawa lembaran tersebut ke depan komputer dan mulai menyalinnya ke dalam
sebuah soft file. Dengan sungguh-sungguh, dia mulai mengetik ulang kata demi
kata serta menggambar ulang grafik dan gambar di lembaran tersebut. Selain itu,
dia pun memeriksa apa yang pernah dia tulis tersebut dan membetulkan apa yang
sekiranya salah.
Saat sedang mengetik, dia pun
teringat pada ajakan Yoga untuk ikut ke acara tanggal 31. Awalnya dia ragu,
tapi akhirnya dia pun meraih ponselnya dan mengirimkan pesan singkat berisi
konfirmasi kehadirannya.
“Yoss! Tinggal dikit, lanjutin
besok.” Ujar Kenzo kemudian melemparkan dirinya ke tempat tidurnya lalu
memejamkan matanya. Tapi beberapa detik kemudan dia kembali membuka matanya.
Dia teringat pada kata-kata Yoga tentang Alyssa yang akan hadir juga di acara
tersebut. Perkataan Yoga memang benar kalau dia sebenarnya menyimpan rasa suka
pada Alyssa, tapi dia tidak menyangka kalau akhirnya dia akan bisa bertemu lagi
dengannya. Dia pun bingung dengan apa yang akan dia katakan. Dan karena terlalu
lelah, akhirnya dia pun terlelap karena lelah.
***
31 Desember 2013, Day
Malam masih menyelimuti bumi yang
terlelap. Semburat cahaya fajar yang harusnya sudah muncul justru tertelan oleh
mendung yang akhirnya menjatuhkan hujan. Di sebuah tempat, terlihat seorang
gadis cantik berambut panjang sedang sibuk menggerakkan jemarinya di atas
keyboard. Huruf demi huruf tersambung menjadi kata. Kata demi kata itu tersusun
menjadi kalimat. Dan dari kalimat-kalimat terbentuk sebuah puisi tentang kisah
cintanya.
Alyssa, nama gadis itu. Dia
sedang berusaha menuangkan semua rasa yang bercampur dalam hatinya ke dalam
kalimat-kalimat di puisi itu. Tapi tak peduli seberapa keras dia mencari
padanan kata maupun diksi, tetap saja dia sulit mendapatkan yang tepat yang
mampu menggambarkan apa yang sedang dia rasakan. Karena dia sudah merasa lelah,
dia pun beranjak.
Dia meraih gitar di sudut
kamarnya kemudian mulai memainkannya sambil duduk di tepi tempat tidurnya.
Suaranya merdu. Namun sayang tak ada satupun yang mampu mendengarnya. Perasaan
bercampur aduk yang tersalurkan lewat lirik yang dia nyanyikan.
“Huh.” Ujarnya singkat lalu
merebahkan dirinya ke tempat tidur dan terlelap beberapa saat kemudian.
***
Hujan masih mengguyur sejak pagi.
Matahari pun sepertinya mengalah dan enggan mengusir mega mendung yang masih asyik
berdendang bersama guntur. Hari ini, hari terakhir dari tahun 2013. Dan esok
pagi akan dimulai tahun yang baru, 2014. Tahun yang untuk Kenzo ingin dia
gunakan sebagai titik balik kehidupannya. Seperti saat ini, dia baru saja
menyelesaikan rancangan gamenya setelah bertahun-tahun membiarkan semua itu
terdiam.
Setelah mencetak draft yang baru
dia selesaikan, dia pun bergegas keluar rumah untuk pergi ke minimart membeli
beberapa makanan dan minuman. Jaket, dompet, dan ponsel dia raih dan setelah
merapikan rambut sebentar dia bergegas keluar.
Kenzo berjalan menyusuri trotoar
sambil memandang sekelilingnya. Tangan kanannya memegang payung sementara
tangan kirinya bersembunyi di dalam kantong jaketnya. Ada senyum kecil karena
sudah menyelesaikan rancangan projek game-nya. Dalam benaknya, dia berniat
membuat demo awal game tersebut. Event game “Skyland Online” yang tadinya ingin
dia selesaikan perlahan sirna dari dalam pikirannya.
Setelah mendapatkan apa yang dia
inginkan, Kenzo pun keluar dari minimart dan mulai kembali berjalan. Tapi dia
tidak segera pulang melainkan berjalan-jalan berkeliling kota Salatiga yang
sudah lama tidak dia jamah karena terlalu sibuk mengurung diri di dalam
kamarnya.
“Ternyata Salatiga itu bagus ya.”
Gumamnya sambil terus berjalan.
Dia memilih pergi ke Ramayana
Mall untuk sekedar cuci mata. Butuh sekitar 15 menit dia habiskan agar sampai
ke Mall tersebut. Di dalam Mall, Kenzo hanya berjalan berkeliling melihat-lihat
apa yang ditangkap oleh matanya.
“Kenzo.” Terdengar suara
memanggil Kenzo.
“Hei, ternyata Loe Ra.” Kata
Kenzo ketika melihat Ira yang ternyata menyapanya.
“Tumben keluar dari sarang.
Hehe.” Canda Ira.
“Yah, sekali-sekali keluar liat
keadaan.” Ujar Kenzo sambil bersandar memandang ramainya suasana Mall di akhir
tahun.
“Kenzo, loe nanti malam dateng
kan?” tanya Ira ragu-ragu.
“Iya.” Jawab Kenzo singkat. Ira tersenyum
mendengar jawaban Kenzo.
“Kenapa, Ra? Cengar-cengir gitu.”
Kata Kenzo tiba-tiba.
“Hehe. Gak papa. Yaudah, gue
duluan ya. Daa.” Ira pun pergi dari situ.
Kenzo pun kembali berjalan-jalan.
Karena sudah bosan, dia pun keluar dari situ dan memutuskan untuk pulang. Beruntung,
ternyata hujan sudah reda sehingga dia tak lagi harus menggunakan payung.
Saat sedang berjalan, matanya
menangkap brosur yang tertempel di sebuah papan pengumuman. Di situ tertulis
tentang kompetisi membuat game yang diadakan dalam rangka menyambut tahun baru
2014. Kenzo pun berhenti dan dengan seksama membaca keterangan-keterangan di
brosur itu.
“OK, gue bisa ikut.” Gumamnya kemudian
kembali berjalan menuju ke rumahnya.
***
Alyssa baru saja keluar dari
kafe. Dia akhirnya bisa pulang setelah seharian terjebak di kafe itu karena
hujan yang mengguyur. Dengan senyum yang terus tersungging di wajahnya, dia
melangkah riang untuk pulang. Di tangannya tergenggam goodie bag dengan gambar
logo kafe tempat dia keluar tadi.
***
31 Desember 2013, Night
Kenzo baru saja mengunci pagar
rumahnya lalu berjalan pergi. Malam ini dia nampak senang tapi tetap tenang. Bulan
dan bintang pun sepertinya juga ikut senang melihat Kenzo. Tak butuh waktu
lama, Kenzo sudah berada di trotoar seberang lapangan pancasila. Dia melihat
sebuah tenda cukup besar di salah satu sudut lapangan dan langsung tau bahwa di
situlah nanti acara yang dibicarakan Yoga akan diadakan karena dia melihat Yoga
dan Ira sudah ada di situ.
Dengan langkah ragu-ragu, Kenzo
melangkahkan kakinya ke tempat itu. Dia sempat berhenti sejenak, tapi setelah
menghela nafas panjang dia pun memberanikan diri mendekat. Ke tempat di mana banyak
orang berkumpul.
“Hei, loe udah dateng.” Sapa Yoga.
“Yo.” Balas Kenzo singkat. Dia masih
bingung dengan apa yang harus dia lakukan di situ.
“Eh, Kenzo. Loe kapan dateng?”
tiba-tiba saja muncul Ira.
“Eh, iya. Baru aja kok.” Jawab Kenzo.
Matanya masih memandangi teman-teman masa sekolahnya yang sibuk dengan
aktivitasnya masing-masing.
“Nih.” Kata Ira sambil
menyerahkan sebotol air mineral kepada Kenzo.
“Oh makasih.” Ujar Kenzo seraya
menerimanya.
Kenzo pun memilih duduk di kursi
panjang di tepi tenda dan menghabiskan waktunya untuk mengutak-atik gadget yang
ada di tangannya.
Yoga, Ira, dan yang lainnya
nampak sedang menyiapkan meja, makanan, dan minuman. Sementara Kenzo masih
sibuk dengan gadget-nya. Karena merasa bosan berada di situ, dia pun
berjalan-jalan berkeliling. Dan di situ, nampak ramai dengan pemuda-pemudi yang
berkumpul untuk menikmati malam terakhir 2013.
“Eh, ada game center.” Gumam Kenzo.
Dia pun bergegas masuk ke situ.
Setelah mendapatkan tempat
kosong, dia pun segera login ke Skyland Online. Tapi tiba-tiba saja dia merasa
malas untuk bermain dan hanya menggerakkan avatarnya berputar-putar dari satu
tempat ke tempat lain. Dia hampir akan logout ketika ada notifikasi pesan dari
Black_Sakura.
Black_Sakura : yo. Ikut Event utama?
Krosseuz :
kayaknya gue gak ikut.
Black_Sakura : tumben gak ikut?
Krosseuz :
iya, gue ada acara bareng tmen2 gue. Loe mau ikut itu Event?
Black_Sakura : kyknya gue jg gak ikut. Ada acara jg. Hehe.
Krosseuz :
oiya, gue mau kasih kabar baik nih.
Black_Sakura : apa?
Krosseuz :
rancangan game gue udah jd & mau gue masukin ke kompetisi desain game. =D
Black_Sakura : wah, keren tuh. Smoga aja loe bisa lolos.
Eh, udah jam sgini. Gue off. Daa.
Beberapa saat kemudian
Black_Sakura pun logout. Kenzo pun masih melanjutkan game-nya meskipun hanya
berputar-putar. Setelah melihat jam di dinding menunjukkan pukul 22.00, Kenzo
pun memutuskan untuk logout dan kembali ke tempat teman-temannya tadi.
Masih beberapa meter dari tempat
tersebut, langkahnya terhenti mendengar suara petikan gitar dan nyanyian yang
merdu. Matanya pun segera melihat teman-temannya sedang duduk sambil
memperhatikan seorang gadis berambut hitam panjang dengan jaket warna hitam
dengan strip abu serta celana skinny hitam memainkan gitar dan bernyanyi. Dia pun
hanya berdiri di situ sambil masih takjub dengan gadis tersebut.
Jrenggg~ “Terima kasih.” Ujar gadis
itu.
“Yeee.” Tepuk tangan dan riuh
suara penonton terdengar.
“Selanjutnya, aku mau bacain puisi.
Buat...” gadis itu menghentikan kalimatnya lalu mengedarkan matanya, “kalian
semua.”
Gitar yang awalnya tadi dimainkan
dengan irama menghentak kini berubah tempo menjadi lambat dan mengalun sendu. Hal
itu mampu menarik perhatian tak hanya dari teman-temannya saja tetapi beberapa
orang yang melewatinya. Tak terkecuali Kenzo yang masih berdiri diam di
tempatnya kini takjub tak mampu berkata apa-apa.
Dia yang
telah aku kagumi bahkan sebelum aku sadari
Dia yang
telah aku rindu bahkan sebelum senja berlalu
Dia yang
telah aku damba bahkan sebelum fajar mengangkasa
Dia yang telah aku harapkan bahkan sebelum aku mendung jatuhkan hujan
Namun aku
terlalu takut
Bila dia akan
terluka oleh cintaku
Dan aku
terlalu pengecut
Untuk ungkapkan
apa yang harusnya terungkap
Dia... aku
mencintainya...
Dulu hingga kini... selamanya...
Tepuk tangan pun terdengar. Gadis
itu pun meletakkan gitarnya lalu berdiri dan berbalik. Dan saat itulah Kenzo
tau siapa gadis itu. Dengan perlahan, dia melangkahkan kakinya mendekati gadis
itu. Nampak gadis itu tersenyum ke arahnya.
Kini mereka saling berhadapan. Gadis
itu masih tersenyum, sementara Kenzo masih terpaku melihat sosok gadis
tersebut.
“Kenzo, udah lama ya gak ketemu.”
Sapa gadis itu.
“Eh, iya. Kamu apa kabar, Alyssa?”
balas Kenzo sedikit gugup.
“Baik, tapi kurang baik juga sih.”
Ujar gadis bernama Alyssa itu. Senyumnya mendadak hilang.
“Kenapa, Sa?” tanya Kenzo
penasaran.
Tanpa berkata apapun, Alyssa
berjalan ke sudut yang terdapat kursi. Kenzo pun mengikutinya dan ikut duduk
ketika Alyssa juga duduk. Suasananya cukup canggung karena baru kali ini dia
dapat berbicara dengan Alyssa secara langsung.
“Cerita aja, Sa. Gak bakal jadi
gosip kok, tenang aja.” Ujar Kenzo sambil sedikit bergurau.
“Hahaha, ada-ada aja.” Alyssa tertawa
mendengar ucapan Kenzo.
Tiba-tiba saja Alyssa mulai
bersenandung. Kenzo pun menoleh ke arah Alyssa. Dia terpana memandang Alyssa
yang sedang bersenandung sambil wajahnya diterpa cahaya lampu. Nampak bersinar
dan indah. Matanya tak mampu berkedip sedikit pun.
“Alyssa, suara kamu, bagus
banget.” Kata Kenzo spontan. Alyssa pun menghentikan senandungnya dan menoleh
ke arah Kenzo sambil tersenyum.
“Kamu tadi denger puisi yang aku
baca gak?” tanya Alyssa.
“Iya, bagus. Gak tau kenapa, tapi
kayak mewakili perasaanku. Hehe.” Kata Kenzo lalu menengadah memandang bulan.
“Kenzo.” Panggil Alyssa.
“Iya, Sa.” Jawab Kenzo. Tiba-tiba
saja Alyssa bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapannya. Sontak saja Kenzo
kaget dan merasa aneh melihat tingkah Alyssa.
“Sebenernya... aku...” belum
sempat Alyssa menyelesaikan kata-katanya, ada suara Ira yang memanggil mereka
berdua dari kejauhan.
“Alyssa! Kenzo! Buruan sini!”
teriak Ira. Alyssa pun tampak kecewa.
“Yuk, Sa. Udah dipanggil tuh.” Kata
Kenzo lalu menarik tangan Alyssa. Kaget sekaligus senang, itu yang dirasakan
oleh Alyssa. Meskipun hanya dipegang tangannya, tapi dia senang karena dia
akhirnya bisa bertemu lagi dengan Kenzo.
Sesampainya di tenda, semua yang
berkumpul langsung bersama-sama menikmati makanan dan minuman yang sudah
disediakan. Tak terkecuali Kenzo dan Alyssa.
“Kenzo, kesempatan gak dateng dua
kali.” Bisik Yoga tiba-tiba kepada Kenzo. Saat menoleh kepada Yoga, dia hanya
memperoleh acungan jempol dari Yoga.
“Dasar.” Gumam Kenzo.
Dia berusaha tidak peduli
terhadap apa yang dikatakan oleh Yoga, tapi tetap saja dia tidak bisa tenang
karena ada Alyssa. Beberapa kali dia mencuri-curi pandang pada Alyssa yang
nampak senang dengan teman-temannya. Tiba-tiba dia teringat kata-kata
Black_Sakura, “waktu gak bisa diputar.”
“OK teman-teman, dalam hitungan
beberapa saat lagi kita bakal mulai hitung mundur menuju 2014. Siap-siap yaa.” Kata
Yoga diikuti suara riuh teman-temannya.
“Sa, ikut aku yuk.” Ajak Kenzo
kepada Alyssa. Tanpa bicara, Alyssa pun mengangguk tanda setuju. Kenzo pun
langsung menarik tangan Alyssa dan mengajaknya ke tempat yang agak jauh dari
tenda.
“10!”
“Alyssa... eng...” ujar Kenzo
masih kesulitan menyampaikan kata-katanya.
“Aku... sebenernya...”
“9!”
“Iya, Kenzo?” kata Alyssa.
“8!”
Kenzo menghela nafas panjang. Sementara
Alyssa menahan nafasnya karena gugup dengan apa yang akan dikatakan oleh Kenzo.
“7!”
“Aku suka sama kamu, Sa.” Alyssa
kaget mendengarnya.
“6!”
“Aku sayang sama kamu, Sa.”
Alyssa memegang kedua tangan Kenzo.
“5!”
“Aku cinta sama kamu, Sa.” Nafas
Alyssa tertahan dan jantungnya berdetak dengan cepat.
“4!”
“Kamu mau gak jadi pacarku?”
Kenzo pun menghela nafas lega setelah menyampaikan semua itu.
“3!”
“Iya, aku mau.” Kata Alyssa. Kenzo
pun melongo mendengar jawaban.
“2!”
“Aku juga cinta sama kamu,
Kenzo!!!” pekik Alyssa yang langsung melompat memeluk Kenzo.
“1!”
“Krosseuz, I Love You!!!” pekik
Alyssa.
“Welcome 2014!!!”
“Alyssa, kok Krosseuz?” tanya
Kenzo penasaran. Alyssa hanya tersenyum.
“Dari mana kamu tau?” tanya Kenzo
lagi.
“Karena aku adalah Black_Sakura.”
Bisik Alyssa di telinga Kenzo.
“Ha? Tapi, Black_Sakura itu kan
cowok. Masak...” Kenzo masih tidak percaya.
“Namanya juga dunia game, kan
kita gak tau player asli di balik avatar itu aslinya kayak gimana.” Terang Alyssa.
“Terus, maksud kamu waktu itu? Tentang
penyesalan yang kamu alamin?” tanya Kenzo.
“Aku udah gak nyesel kok, Kenzo. Karena
kamu udah ungkapin apa yang selama ini aku pengen dengar. Penyesalan itu udah
hilang.” Jawab Alyssa. Kenzo pun hanya tersenyum mendengar jawaban Alyssa itu.
“Oiya, Kenzo. Desain dan
rancangan game kamu. gimana kalo kamu masukin ke perusahaan papa aku. Kayaknya mereka
lagi cari ide baru buat game mereka.” Kata Alyssa. Kenzo pun mengangguk setuju
lalu memeluk erat Alyssa.
Malam masih tetap gelap, namun
2013 telah tertinggal di belakang dan kini berganti menjadi 2014 yang sedang
berdiri kokoh menantang siapa saja untuk menaklukkan. Berkat dorongan Alyssa
selama ini, Kenzo pun bisa keluar dari dalam penjaranya. Dan semua berakhir
dengan bahagia. Tunggu dulu. Benarkah sudah berakhir? Tidak, semua ini justru
baru akan dimulai. Perjalanan baru mengarungi petualangan baru.
Jangan menyerahkan mimpimu pada
kata-kata orang lain. Tapi perjuangkanlah sehingga orang-orang yang telah menghujat
mimpimu itu terdiam. Waktu tidak bisa kamu putar ulang, tapi kamu bisa berbuat
sesuatu agar bisa bergerak maju mendekatkan mimpi itu kepada kenyataan. Jangan buat
dirimu menyesal karena tidak melakukan hal yang seharusnya bisa kamu lakukan.
-------