Between The Skyline, Part - 3


Before on Between The Skyline :
“Yel! Ziel! Bangun!” Alyssa menggoncang-goncangkan tubuh Raziel yang tersungkur. Beruntung, Mitha dan Tito muncul dan segera membantu Alyssa membawa Raziel ke UKS.

Part - 3

“Kamu siap ikut audisi ini Ziel?” tanya kakek kepada cucu kesayangannya yang tampak gugup.
“S..siap kek.” Jawab Raziel gugup. Sang kakek hanya tersenyum.
Mobil yang mereka kendarai melaju mulus membelah hutan pinus yang sangat lebat. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan muncul truk besar yang berjalan oleng. Dan entah kenapa sopir seakan kehilangan kendali mobil. Raziel pun ketakutan.
“Kek..” kata Raziel lirih sambil mendekap erat kakek.
“Tenang Ziel, semuanya akan…” kata-kata kakek terputus berganti suara hantaman keras.
“Aaaaaakkk!!” teriak Raziel. Namun kemudian terdiam melihat suasana di sekitarnya. Ternyata dia sedang berada di UKS.
“Sial!” umpat Raziel sambil tersenyum kecut. Dia pun beranjak dari tempat tidur UKS dan berjalan keluar. Tapi ada sesuatu yang menghentikan langkahnya. Oliver!
“Hey kau!” hardik Raziel kesal ke arah Oliver. Kali ini dia sudah tak lagi kaget melihat sosok misterius bernama Oliver itu.
Mendengar kekesalan Raziel, Oliver hanya membalasnya dengan senyuman kemudian mulai memainkan gitarnya. Satu persatu dawai dipetik mengalunkan nada dan irama yang merdu. Entah kenapa rasa marah dan kesal dalam dada Raziel lenyap, hanyut bersama keindahan nada yang dimainkan oleh Oliver. Air matanya menetes. Dia jatuh terduduk mendengarkan lagu yang dimainkan Oliver. Lagu yang dulu selalu dimainkan oleh ayah dan kakeknya sebelum dia tidur, “Sleep My Dear”. Yang sudah lama tak pernah dia dengarkan dan hampir dia lupakan.
“Bagaimana?” tanya Oliver setelah melodi “Sleep My Dear” itu berakhir.
“Indah…” kata Raziel tertunduk. Air matanya masih mengalir. Air mata kerinduan pada sosok orang tua dan kakek yang dulu selalu ada baginya. Seolah mampu membaca pikiran Raziel, Oliver mendekat dan mengusap kepala Raziel.
“Buat mereka bangga.” Kata Oliver. Raziel mengangkat kepalanya menatap Oliver yang sedang tersenyum. Raziel kembali tertunduk. Tersirat ragu di wajah Raziel.
“Apa aku masih mampu?” pikir Raziel. Dia berjalan keluar UKS. Baru beberapa langkah dari UKS, dia bertemu dengan Alyssa, Mitha, dan Tito yang ingin menjenguknya.
“Ziel!!” teriak Alyssa yang kemudian berhambur memeluk Raziel. Hal ini membuat Raziel gugup dan agak canggung. Tentu, Mitha dan Tito juga kaget melihat reaksi Alyssa yang langsung memeluk Raziel. Karena mereka berdua tahu, Alyssa sebelumnya tak pernah bersikap seperti itu kepada cowok manapun.
“Kamu nggakpapa?” tanya Alyssa sambil masih memeluk Raziel.
“Aku nggakpapa kok Cha.” Kata Raziel sambil berusaha melepas pelukan Alyssa. Dia merasa tak enak pada Mitha dan Tito, juga siswa lain yang melihat Alyssa memeluknya. Alyssa pun melepas pelukannya. Tapi Raziel melihat wajah manis Alyssa tengah berlinang air mata.
“Chacha.. Kamu nangis?” tanya Raziel. Alyssa menunduk, berusaha menyembunyikan tangisannya.
“Mitha. Kok si Alyssa jadi aneh gini sih sejak Raziel ada di sini?” tanya Tito setengah berbisik kepada Mitha. Mitha hanya menggeleng.
“Chacha…” kata Raziel pelan. Mengangkat kepala Alyssa. Kedua mata mereka saling bertemu. Jarak wajah mereka makin dekat dan makin dekat. Alyssa menahan nafasnya.
“Kamu kalo nangis jelek tau.” Celetuk Raziel. Alyssa yang mendengarnya pun mati kutu.
“Dasar Ziel jelekk!” teriak Alyssa kemudian menjewer telinga Raziel. Mitha dan Tito yang dari tadi menjadi penonton pun semakin cengo melihat adegan Raziel dan Alyssa yang begitu mudah berubah suasana.
***
Suasana kembali normal. Alyssa, Mitha, Tito, serta Raziel berjalan bersama menuju kelas untuk mengikuti pelajaran. Beberapa kali Raziel bertingkah jahil ke Alyssa, yang membuat Alyssa berteriak dan mencubit Raziel. Mitha tertawa melihat kelakuan Raziel dan Alyssa. Tapi berbeda dengan Tito yang tampak cemberut dan sepertinya cemburu melihat Raziel begitu dekat dengan Alyssa.
“Kenapa si Alyssa bisa deket banget sama si Raziel ini?” gumam Tito dalam hati.
“Chacha, Mitha..” ucap Raziel tiba-tiba. Langkah mereka terhenti. Raziel berbalik dan berdiri menghadap Alyssa, Mitha, dan Tito. Sorot mata tajam Raziel tertangkap oleh pandangan Alyssa.
“Ada apa Ziel?” tanya Alyssa lembut.
“Eng.. Nanti.. Sehabis jam sekolah, kalian mau ke ruang musik lagi nggak?” tanya Raziel agak malu. Alyssa pun tersenyum kemudian memegang kedua pundak Raziel.
“Iya. Nanti kamu ikut lagi ya. Tapi jangan kayak kemarin.” Kata Alyssa sambil tersenyum.
“Sip.” Kata Raziel sambil mengacungkan kedua jempolnya ke arah Alyssa.
“Udah yuk, balik ke kelas. Pak Darwin ulangan nih.” Ujar Mitha tiba-tiba.
“Apa?!” teriak Raziel dan Alyssa bersamaan. Mitha hanya nyengir. Alyssa, Mitha, dan Raziel serta Tito pun bergegas kembali ke kelas masing-masing.
***
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa SMA Satya bergegas meninggalkan sekolah, berbondong-bondong melewati gerbang sekolah. Di salah satu ruangan, terlihat 3 orang siswa yang sedang bersenda gurau sambil sesekali tertawa. Alyssa, Mitha, dan Raziel. Mereka sekarang sedang berada di ruang musik. Namun Raziel terlihat masih sedikit canggung dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya. Alat-alat musik yang sudah lama tidak dia lihat dan tidak dia mainkan seperti kala ia kecil.
“Alyssa, siap?” tanya Mitha yang sudah standby di piano. Alyssa menganggukkan kepala kemudian berdiri.
Satu demi satu, Mitha memainkan tuts piano dengan pelan dan lembut. Perlahan terdengar nada yang indah dari situ. Dengan sedikit gerakan, Alyssa sudah berada di samping Raziel lalu mulai bernyanyi..

Shipwreck in a sea of faces

There's a dreamy world up there
Dear friends in higher places
Carry me away from here


Travel light, let the sun eclipse you

'Cause your flight is about to leave
And there's more to this brave adventure
Than you'd ever believe


Birdseye view, awake the stars 'cause they're all around you

Wide eyes will always brighten the blue
Chase your dreams, and remember me, sweet bravery
'Cause after all those wings will take you up so high


So bid the forest floor goodbye

As you race the wind and take to the sky
You take to the sky


On the heels of war and wonder

There's a stormy world up there
You can't whisper above the thunder
But you can fly anywhere


Purple burst of paper birds this

Picture paints a thousand words
So take a breath of myth and mystery
And don't look back


Birdseye view, awake the stars 'cause they're all around you

Wide eyes will always brighten the blue
Chase your dreams, and remember me, sweet bravery
'Cause after all those wings will take you up so high


So bid the forest floor goodbye

As you race the wind and take to the sky
(Take to the sky)


There's a realm above the trees

Where the lost are finally found
Touch your feathers to the breeze
And leave the ground


Birdseye view, awake the stars 'cause they're all around you

Wide eyes will always brighten the blue
Chase your dreams, and remember me, sweet bravery
'Cause after all those wings will take you up so high


So bid the forest floor goodbye

As you race the wind and take to the sky
You take to the sky
(You take to the sky)

You take to the sky

Permainan piano Mitha berhenti diikuti seutas senyuman dari Alyssa yang ditujukan kepada Raziel yang sedari tadi tak berhenti melihat Alyssa bernyanyi. Ada sedikit gairah yang muncul dari dalam hatinya untuk kembali bermain musik. Tapi masih tidak cukup untuk menghapus pedihnya rasa sakit yang masih membungkam seisi imajinasinya.
“Ziel..” Alyssa sudah duduk di samping Raziel yang masih termenung. Raziel tiba-tiba menunduk. Ada bulir air mata yang siap terjatuh, namun berusaha dia tahan. Seolah mengerti apa yang sedang dirasakan Raziel, Alyssa meletakkan tangannya di pundak Raziel.
“Rasa sakit ketika kita kehilangan orang-orang yang kita sayangi memang menyakitkan. Tapi bukan berarti hal itu harus menghentikan mimpi masa depan yang dulu pernah kita rangkai bersama mereka.” Kata Alyssa sambil memandang kosong. Raziel tersentak mendengar kata-kata Alyssa.
“Mungkin saat ini, mereka sedang menanti mimpi masa depan itu bisa terwujud. Dengan sabar melihat apa yang sedang kita usahakan untuk mewujudkannya. Jangan pernah berhenti mengejar mimpi.” Lanjut Alyssa.
“Chacha…” terdengar suara lirih Raziel.
“Ziel, buat mereka bangga. Wujudkan mimpi kamu. Jangan kecewakan mereka yang udah mendukung kamu. Om, tante, dan kakek. Buat mereka tersenyum bahagia di sana.” Kata Alyssa bijak.
“Kita selalu ada buat kamu Raziel.” Mitha menambahkan. Raziel tersenyum. Dia merasa beruntung bisa memiliki sahabat seperti Alyssa dan Mitha yang begitu peduli kepadanya.
Raziel mengedarkan pandangannya ke segenap sudut ruang musik. Ada beberapa gitar yang tergantung dengan rapi, piano berwarna putih yang kini sedang dimainkan Mitha, beberapa partitur lagu, dan… Sosok Oliver! Raziel hampir berteriak melihatnya. Tapi karena tahu hanya dia yang bisa melihat Oliver, Raziel hanya diam saja. Oliver tersenyum ke arah Raziel kemudian menunjuk sebuah gitar hitam yang tersandar di sudut ruangan. Dengan langkah agak ragu, Raziel berjalan mengambil gitar itu. Mitha bangkit dan kemudian duduk di samping Alyssa.
“Alyssa..” bisik Mitha. Alyssa hanya tersenyum kemudian memandang Raziel.
Raziel meraih gitar itu. Ditatapnya susunan keenam senar yang tampak masih baru. Kemudian dia duduk bersila dan mulai memetik satu demi satu dawai gitar itu. Pelan dan mulai mengalunkan nada yang merdu. Mata Raziel terpejam. Dia nampak begitu menikmati alunan nada itu. Mitha dan Alyssa takjub melihat aksi Raziel. Oliver yang melihat Raziel pun tersenyum. Sejurus kemudian, Oliver melihat sosok Alyssa yang sedang tersenyum dan ikut memejamkan mata menikmati permainan gitar Raziel.
Gadis ini yang akan menjadi semangatmu…” kemudian sosok Oliver menghilang seiring berakhirnya permainan gitar Raziel.

~ to be continued ~

tubikontinyu dulu yaaaa.... Part - 4 sedang dalam proses.. Proses nulis? Ermm... Proses pencarian inspirasi.. :p
Dadahhh.... Eh, jangan lupa komen di kotak komentar yakk, sekalian follow akun twitter ini ===> @NVRstepback
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Abis baca, jangan segan2 buat kasih komentarnya ya guys.. Supaya post selanjutnya bisa lebih bagus. Terimakasih... ^^,