Tampilkan postingan dengan label filosofis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label filosofis. Tampilkan semua postingan

"Masuk Surga itu Nggak Penting!"

"Masuk Surga itu Nggak Penting..!" [Think Different Ala Cak Nun]
Emha Ainun Nadjib, atau biasa disebut Cak Nun adalah seorang ulama atau kyai yang punya pemikiran-pemikiran nggak umum, kadang kontroversial, berbeda dari kebanyakan ustadz. Tapi tentu saja pemikirannya sangat masuk akal, brilian, otentik dan bisa dipertanggungjawabkan. Ulasan di bawah ini adalah beberapa dari banyak sekali pemikiran beliau yang saya anggap sangat dahsyat untuk bahan renungan dan pembelajaran.
Ingat : Tulisan ini khusus untuk para gentho yang sedang berproses mencari kebenaran Tuhan. Sing ngaku alim atau ahli ibadah minggiro dulu, menengo dhisik, gak usah komen. Jangan berharap ada dalil-dalil dari Syekh Zulkifli Jabal Syueb Sanusi (embuh sopo kui?). grin emoticon Monggo.

BEBERAPA tahun belakangan marak 'SEDEKAH AJAIB' yang sering digiatkan oleh itu, Si Ustad 'nganu'. Cak Nun hanya mengingatkan, "Sedekah itu dalam rangka bersyukur, berbagi rejeki & kebahagiaan, bukan dalam rangka mencari rejeki. Ingat itu! Kalau Anda mengharapkan kembalian berlipa-lipat dari sedekah, itu bukan sedekah, tapi dagang! Paham?"

Beliau tidak mengecam juga, lha wong taraf imannya masih segitu kok. grin emoticon
Kalau menyedekahkan uang, sepeda motor, mobil, rumah, helikopter atau apa pun, ya wis, kasihkan saja, titik! Setelah itu Jangan Berharap Apa-apa. Walau kita yakin akan dibalas dengan berlipat ganda, tapi ketidaktepatan dalam niyat menjadikan sedekah bukan lagi sedekah, melainkan sekedar jual beli. Sedekahnya sudah bagus, tapi janji Tuhan jangan pernah dijanjikan oleh manusia, nggak boleh!


Banyak orang beribadah yang masih salah niyat gara-gara manut omongan si motivator sedekah. Naik haji/umroh biar dagangannya lebih laris. Shollat Duha biar diterima jadi PNS, biar duit banyak, biar jadi milyarder biar dihormati orang. Ibadah itu dalam rangka bersyukur, titik! Menangislah pada Tuhan tapi bukan berarti jadi cengeng. Nabi dalam shollatnya menangis, tapi sebenarnya itu adalah menangisi. Beda antara menangis dan menangisi. Kalau menangis itu kecenderungan untuk dirinya sendiri, tapi kalau menangisi itu untuk selain dirinya : orangtua, anak, istri, kakek, nenek, saudara, sahabat dan seterusnya.
Ada seorang pedagang miskin yang daganganya nggak laku, dia sabar dan ikhlas : "kalau memang saya pantasnya miskin, dagangan saya nggak laku, saya ikhlas, manut ae, yang penting Tuhan ridho sama saya." Malah keikhlasan seperti ini yang langsung dijawab oleh Tuhan dengan rejeki berlimpah yang tak disangka-sangka datangnya.

Tapi kalau kita yang ditimpa sial, dagangan nggak laku, biasanya langsung mewek : "Ya Tuhan kenapa saya kok mlarat, miskin, dagangan gak laku, gak iso tuku montor, gak iso tuku mobil, aku salah opo sih..!???" Waaahh..., malaikat langsung gregeten, njundul raimu : "Oalaaaaah.., cengeng byanget koen iku!!!"

Iman seseorang memang tidak bisa distandarisasi. Tiap orang mempunyai kapasitas iman yang berbeda. Makanya kalau jadi imam harus paham makmumnya. Makmumnya koboi tapi bacaan imamnya panjang-panjang disamakan dengan anak pesantren. Akhire makmumnya nggerundel nek mburi, gak ihklas, “matane…!”

Cak Nun mengingatkan, usahakan berbuat baik jangan sampai orang tahu. Kalau bisa jangan sampai orang tahu kalau kita shollat. Lebih ekstrim lagi, jangan sampai Tuhan tahu kalau kita shollat (walau itu nggak mungkin). Pokoknya lakukan saja apa yang diperintahkan dan jauhi yang dilarang-Nya, titik! Itu adalah sebuah bentuk keikhlasan, tanpa pamrih yang luar biasa. Sudah suwung, sudah nggak perduli dengan iming-iming imbalan pahala, yang penting Tuhan ridho, nggak marah sama kita.

Motong rambut atau kuku nggak harus nunggu hari Jum'at. Lhawong paling pingin "kenthu" (ML) aja kok ya harus nunggu malam Jum'at, ki piye to? Itulah kita, tarafnya masih kemaruk pahala. Nggak ada pahala, nggak ngibadah. Ini jangan diartikan meremehkan Sunnah Rosul. Pikiren dewe!

"Surga itu nggak penting..!" kata Cak Nun suatu kali. Tuhan memberi bias yang bernama surga dan neraka. Tapi kebanyakan manusia hanya kepincut pada surga. Akhirnya mereka beribadah tidak fokus kepada Tuhan. Kebanyakan kita beribadah karena ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita berada di surga, bakalan dicueki oleh Tuhan. Karena dulu sewaktu di dunia cuma mencari surga, nggak pernah mencari Tuhan. Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan Tuhan. Tapi kalau kita mencari Tuhan otomatis mendapatkan surga. Kalau nggak dikasih surga, terus kita kost dimana???

"Cukup sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang surga dan neraka. Fokuskan dirimu hanya pada Tuhan. Karena sebenarnya orang yang berada di surga adalah orang yang mencari Tuhan. Dzat yang sangat layak dicintai di atas segala makhluk dan alam semesta..." kata Cak Nun.



Super Sampeyan Cak!! smile emoticon
Penulis : mohammad taufik jaelani
Share: